Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rhenald Kasali Ungkap Alasan Elon Musk Pilih Malaysia daripada Indonesia

        Rhenald Kasali Ungkap Alasan Elon Musk Pilih Malaysia daripada Indonesia Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kabar mengejutkan bagi Indonesia muncul, Tesla memutuskan berinvestasi pada kendaraan listrik di Malaysia. Tesla dikabarkan akan mendirikan jaringan supercharge, pusat Tesla Experience, dan pusat layanan di Malaysia.

        Dalam dua tahun pertama, perusahaan Elon Musk itu akan melakukan pengujian pasar dan pengembangan Battery Electric Vehicles (BEV) sebelum mengambil keputusan tentang pusat pilihan manufaktur di Kuala Lumpur, Malaysia.

        Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan bos Tesla, Elon Musk, dalam upaya untuk menarik minat investasi dari Tesla. Hal ini menimbulkan tingkat optimisme yang signifikan di kalangan masyarakat Indonesia bahwa kemungkinan besar Tesla akan melakukan investasi di Indonesia.

        Baca Juga: Elon Musk Prihatin Amerika Bergulat dengan Utang, Ternyata Pelaku Utamanya Gen Z dan Milenial, Duh!

        Akademisi dan praktisi bisnis, Rhenald Kasali mengungkapkan beberapa alasan Elon Musk mantap berinvestasi di Malaysia. Salah satu alasan utamanya adalah komitmen kuat Malaysia terhadap energi terbarukan.

        “Mengapa Malaysia yang dipilih, jawabannya adalah karena Malaysia menawarkan sejumlah hal yang sudah pasti adalah mereka mau menggunakan energi terbarukan. Kesiapan Malaysia dalam merangkul dan menggunakan sumber energi terbarukan sangat sejalan dengan misi Tesla untuk mempercepat transisi dunia menuju energi berkelanjutan,” jelas Rhenald, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Kamis (10/8/2023).

        Dengan sumber energi surya yang melimpah dan investasi yang semakin berkembang dalam energi angin dan hidroelektrik, Malaysia menawarkan lingkungan ideal bagi Tesla untuk mewujudkan visi menciptakan masa depan berkarbon netral.

        Faktor penting lain yang memengaruhi keputusan ini adalah sikap Malaysia terhadap keberlanjutan lingkungan. Kebijakan negara ini terkait pertambangan dan ekstraksi sumber daya telah diatur dengan baik untuk meminimalkan dampak ekologis.

        “Mereka (Malaysia) tidak ada masalah dengan pertambangan, mereka tidak ada masalah dengan pengolahan yang dianggapnya melanggar tata kelola. Mungkin catatan kinerja Malaysia dalam pengelolaan yang bertanggung jawab dan efektif terhadap sumber daya alam menjadi faktor menarik lainnya bagi Tesla,” imbuh Rhenald.

        Baca Juga: Bukalapak Lakukan PHK Karyawannya, Bagaimana Cara Hadapi PHK di Tempat Kerja?

        Aspek penting dari investasi Tesla di Malaysia ialah bahwa Malaysia tidak mewajibkan kerja sama dengan mitra lokal. Fleksibilitas strategis ini kemungkinan akan berkontribusi pada operasi yang lancar dan efisien bagi Tesla di negara tersebut.

        “Malaysia tidak harus bekerja sama dengan local partner, sedangkan di Indonesia (Tesla) harus kerja sama (dalam) pembuatan baterainya dengan sebuah perusahaan BUMN yang baru dibangun,” tambahnya lagi.

        Keuntungan signifikan bagi Tesla dalam memilih Malaysia sebagai tujuan investasi adalah penawaran negara ini untuk bebas dari bea impor. Insentif ini berarti penghematan biaya bagi Tesla, yang pada akhirnya memperkuat daya finansial perusahaan di wilayah ini.

        “Malaysia menawarkan bebas biaya impor untuk sejumlah produknya sedemikian rupa, sehingga Tesla bisa dijual dengan harga seperempat dari harga ritel di Singapura maupun Indonesia. Walaupun harganya masih lumayan tinggi di bawah US$50.000, tapi buat mobil Tesla bagi kalangan menengah ke atas adalah sebuah mobil yang sangat bergengsi,” tuturnya.

        Baca Juga: Rhenald Kasali Bongkar Trik Gunakan Bahasa Adab dalam Komunikasi

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: