Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Permintaan Hasil Tambang Meningkat, Begini Strategi MIND ID Kelola Cadangan Mineral untuk Transisi Energi

        Permintaan Hasil Tambang Meningkat, Begini Strategi MIND ID Kelola Cadangan Mineral untuk Transisi Energi Kredit Foto: MIND ID
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID memegang peran penting dalam keberlanjutan pertumbuhan transisi energi. Sebagai holding pertambangan yang memiliki anak usaha, MIND ID mendapat tiga amanah dari pemerintah; mengelola sumber daya mineral strategis, melakukan hilirisasi mineral, dan menjadi pemimpin pasar global dengan mengoptimalkan komoditas mineral dan ekspansi bisnis.

        Pertumbuhan sektor pertambangan terus dilakukan untuk dapat mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060. Proyek transisi energi membutuhkan cadangan mineral kritikal untuk bahan baku infrastruktur maupun komponen proyek transisi energi.

        “Saat ini, Grup MIND ID mengelola beberapa mineral dan material penting yang akan diolah menjadi berbagai produk dalam negeri, seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah, dan batu bara. Kami juga sedang melakukan penjajakan untuk mengamankan mineral penting lainnya seperti lithium,” kata Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso melalui keterangan resminya, dikutip Minggu (27/8/2023).

        Baca Juga: Indonesia Jalin Kerja Sama Bidang Energi dengan Tanzania, Libatkan Pertamina, PLN, & MIND ID

        Menurut Hendi, dalam beberapa tahun terakhir, transisi energi telah menjadi pendorong utama permintaan mineral penting global. Menurut skenario nol emisi bersih International Energy Agency (IEA), pada 2050 target energi terbarukan adalah memenuhi dua per tiga kebutuhan energi global.

        Sebagai konsekuensinya, dibutuhkan enam kali lebih banyak mineral penting pada 2040 dibandingkan kebutuhan saat ini untuk mencapai NZE pada 2050. Akses terhadap mineral penting yang mendukung teknologi energi ramah lingkungan membutuhkan pentingnya ekosistem energi masa depan. Hal ini penting untuk ketahanan energi suatu negara.

        MIND ID memegang peran tersebut dan menjalankan langkah strategis untuk membuat cadangan mineral yang ada mampu dimanfaatkan. Selain itu, langkah strategis MIND ID juga diharapkan mampu membawa nilai tambah bagi masyarakat dan negara.

        MIND ID melakukan peningkatan eksplorasi dan mengebut proyek hilirisasi. Hal ini dilakukan agar pengolahan cadangan mineral mampu dioptimalkan oleh Indonesia.

        Selain itu, MIND ID melakukan tata kelola pertambangan yang baik dan sesuai dengan prinsip Good Mining Practices, sehingga pengelolaan cadangan mineral bisa berkelanjutan. Kekurangan pasokan mineral penting berpotensi meningkatkan harga komoditas, sehingga dapat menghambat pengembangan produk energi ramah lingkungan.

        “Saat ini, MIND ID sedang melakukan gerakan eksplorasi yang agresif untuk memperhatikan rasio penggantian cadangan,” ujarnya.

        Dalam mengelola cadangan mineral yang juga sejalan dalam transisi energi, MIND ID memastikan rantai pasok energi ramah lingkungan terjaga. Pola operasional yang ramah lingkungan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan pun menjadi salah satu landasan penting bagi MIND ID.

        MIND ID memahami bahwa rantai pasokan yang berkelanjutan memainkan peran penting. Oleh karena itu, produk MIND ID telah disertifikasi sebagai pertambangan yang baik dan sesuai dengan prinsip ESG.

        Hendi mencatat, permintaan hasil tambang dari indonesia mengalami kenaikan hingga enam kali lipat. Pertumbuhan permintaan ini akan terus mengalami peningkatan di waktu mendatang.

        Senior Energy Analyst IEA, Tae-yoon Kim menambahkan, permintaan bahan baku mineral kritis memang mengalami pertumbuhan sejak 2021 dan 2022. Komoditas nikel mengalami pertumbuhan permintaan 16 persen pada 2022 dibandingkan permintaan pada 2021, sedangkan komoditas tembaga naik 22 persen.

        “Sejak seluruh negara menyepakati Kesepakatan Paris dan menggaungkan proyek transisi energi, permintaan komoditas mineral justru mengalami peningkatan. Nikel, kobalt, lithium hingga tembaga merupakan bahan baku utama untuk membuat panel surya, baterai, dan juga manufaktur pembangkit energi bersih,” ujar Kim.

        Tata kelola pertambangan yang berkelanjutan memegang peran penting dalam mendukung rantai pasok ekosistem energi bersih ini. Inovasi teknologi yang dilakukan saat ini juga membutuhkan untuk membuat cadangan mineral ini bisa terkelola dengan baik tanpa harus membuat bumi semakin rusak.

        Kim juga mengakui bahwa transisi energi turut mendorong pertumbuhan sektor pertambangan. Sektor pertambangan mineral justru mampu menjadi katalis penggerak ekonomi.

        Baca Juga: Jangan Cuma Mineral Mentah, Hilirisasi Sektor-sektor Ini Bisa Untungkan Indonesia

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: