Kelompok Lazarus Korea Utara Miliki Bitcoin Senilai Rp727,7 Miliar
Data terbaru menunjukkan bahwa kelompok peretas Lazarus dari Korea Utara saat ini memiliki sekitar US$47 juta (Rp727,7 miliar) dalam bentuk mata uang kripto, sebagian besar berada dalam Bitcoin BTC.
Dikutip dari Cointelegraph, Selasa (26/9/2023), menurut data yang dikumpulkan di Dune Analytics dari 21.co, perusahaan induk dari 21Shares, dompet yang terkait dengan kelompok Lazarus saat ini memiliki sekitar US$47 juta (Rp727,7 miliar) dalam aset digital, termasuk US$42,5 juta (Rp658,1 miliar) dalam BTC, US$1,9 juta (Rp29,4 miliar) dalam Ether, US$1,1 juta (Rp17,03 miliar) dalam BNB, dan tambahan US$640.000 (Rp9,9 miliar) dalam stablecoin, terutama Binance USD.
Namun, pada 6 September, jumlah kripto yang dipegang tampaknya telah turun dari US$86 juta (Rp1,3 triliun) yang dimiliki oleh kelompok tersebut. Dasbor Dune melacak 295 dompet yang diidentifikasi oleh Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) dan Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) sebagai milik kelompok peretasan tersebut.
Baca Juga: Regulator Kripto Terancam Tertunda Sebab Ada Perpecahan Antarregulator AS
Menariknya, kelompok ini tidak memiliki koin privasi seperti Monero (XMR), Dash (DASH) atau Zcash (ZEC), yang argumen bahwa mereka jauh lebih sulit untuk dilacak. Sementara itu, dompet kripto Lazarus masih sangat aktif, dengan transaksi terbaru tercatat pada 20 September.
21.co juga mencatat bahwa jumlah kepemilikan kelompok ini kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan. "Kami harus mencatat bahwa ini adalah perkiraan batas bawah dari kepemilikan kripto Kelompok Lazarus berdasarkan informasi yang tersedia publik," demikian dinyatakan.
Sebagaimana diketahui, pada 13 September, kelompok Lazarus melakukan serangan terhadap bursa kripto CoinEx, yang kehilangan setidaknya US$55 juta (Rp851,6 miliar).
Pada 2023, FBI juga menuduh Kelompok Lazarus atas peretasan Alphapo, CoinsPaid, dan Atomic Wallet, yang secara kolektif mencapai lebih dari US$200 juta (Rp3,09 triliun) yang dicuri oleh kelompok ini. Namun, Chainalysis melaporkan bahwa pencurian kripto oleh peretas yang terhubung dengan Korea Utara telah turun drastis sebesar 80% dari tahun 2022.
Baca Juga: Perusahaan Microstrategy Kembali Beli Bitcoin hingga Rp2,28 Triliun
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: