Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gabung Partai Gelora dan Dukung Prabowo Subianto-Gibran bin Jokowi, Neno Warisman: Saya Menemukan Kelurusan dan Ketulusan

        Gabung Partai Gelora dan Dukung Prabowo Subianto-Gibran bin Jokowi, Neno Warisman: Saya Menemukan Kelurusan dan Ketulusan Kredit Foto: Instagram/Neno Warisman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pentolan alumni 212 Neno Warisman terjun ke dunia politik dengan bergabung Partai Gelora. Artinya kini Neno akan mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

        Mengenai langkah bergabung ke Partai Gelora, Neno mengungkapkan keputusannya tersebut tak lepas dari sosok Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah yang menurutnya telah mengajaknya bergabung saat partai ini didirikan. Hanya saja Neno mengaku saat itu tidak langsung menerima tawaran yang datang dan fokus mengabdi di wilayah pendidikan pasca Pilpres 2019.

        Fahri Hamzah menurut deklarator #2019GantiPresiden itu tidak putus asa dan terus membujuk dirinya untuk bergabung ke Partai Gelora.

        Baca Juga: Anies Baswedan Serukan Perjuangan: Lebih Banyak yang Ingin Perubahan daripada Keberlanjutan!

        “Dia (Fahri Hamzah) mengatakan, tidak bisa kapasitas yang besar digunakan untuk komunitas kecil itu, meski tanpa merendahkan komunitas itu, saya paham maksud beliau, saya harus kembali ke medan pertempuran,” ujar Neno dikutip dari laman partaigelora.id, Kamis (2/11/23).

        Neno mengaku akhirnya luluh dan mau masuk Partai Gelora, lagi-lagi faktor usaha Fahri Hamzah berperan besar dalam keputusan ini.

        Menurutnya, ada kata-kata dari Fahri Hamzah yang membuatnya tersadar dan terketuk hatinya untuk kembali terjun ke politik.

        “Saat itu Pak Fahri mengatakan, saya tidak harus memilih Partai Gelora untuk kembali berjuang. Terjun dan ambillah, tolonglah masyarakat, tidak harus Gelora, bunda. Dengan partai besar sekalipun, kalau bunda pilih silakan, yang penting kembali berjuang. Jadi kerelaan Pak Fahri itu membuat saya terketuk, membuat saya akhirnya berpikir. Itulah kecerdasanya Pak Fahri, karena dia tahu, saya tidak bisa dibeli dengan apapun,” tandasnya.

        Dukung Prabowo-Gibran

        Neno yang sebelumnya merupakan tokoh oposan pemerintahan Jokowi itu mengaku tak tahu sebelumnya jika Gelora pada akhirnya mendukung dan mengusung Prabowo Subianto dan Gibran di Pilpres 2024.

        Meski demikian, dirinya mengaku tetap bertahan di Gelora karena melihat ada ketulusan dan kelurusan di partai pimpinan Anies Matta ini.

        “Seperti kata Pak Anis Matta apa yang sudah terjadi, terjadilah. Kalau Partai Gelora punya keputusan mendukung Pak Prabowo dan Gibran, saya tetap memutuskan masuk, karena saya percaya dengan narasi baik Partai Gelora. Saya tetap menemukan kelurusan, ketulusan, dan saya senang menemukan orang-orang lurus yang benar strunggling (berjuang). Mereka semua bergerak bukan karena materi, tapi karena ideologis. Saya nikmati persaudaraan baru ini,” katanya.

        Neno mengaku tak mengenal Gibran secara personal, tetapi menurutnya anak muda punya peranan penting untuk masa depan Indonesia.

        Baca Juga: Fadli Zon Sebut 'Garis Tangan Hingga Campur Tangan Tuhan' Gibran bin Jokowi Jadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024

        Menurutnya senior-senior di Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa memberikan arahan kepada Gibran ketika nanti berhasil jadi wakil presiden.

        “Saya tidak mengenal Gibran, tetapi saya sudah mengasuh anak 100 milenial, dan setiap anak itu menyimpan kehebatannya masing-masing. Jadi saya orang yang selalu berpihak kepada orang yang lebih muda. Saya melihat masa depan dunia ini, ada di tangan anak muda, karena mereka jauh lebih berani dan kreatif sesuai dengan kebutuhan mereka. Hidup ini untuk kita wariskan, bukan kita pertahankan. Mudah-mudahan pengasuh-pengasuh Gibran, Pak Anis Matta, Pak Fahri Hamzah, Pak Zulkifli Hasan, serta partai koalisi sebagai pengemong, dapat memberikan arahan-arahan yang telah dilakukan generasi sebelumnya, yang buruk jangan dilakukan. Dan apa yang menjadi potensi yang baik dikembangkan, dan terus diingatkan ketika ada kekeliruan-kekeliruan,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: