Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Naik atau Turun? Begini Analis Reku Soal Harga Bitcoin

        Naik atau Turun? Begini Analis Reku Soal Harga Bitcoin Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Platform pertukaran aset kripto berbasis di Indonesia, Reku, beberapa waktu belakangan ini mengamati bahwa kenaikan harga Bitcoin (BTC) sempat melambat dalam dua pekan terakhir pada bulan November 2023. Sempat tembus di harga US$38 ribu (Rp585 juta) pada Jumat (24/11/2023) lalu, namun harga Bitcoin mengalami koreksi minor dan kini berada di harga US$37 ribu (Rp570 juta). Lantas, apa pengaruhnya terhadap altcoin? 

        Dilansir dari keterangannya pada Rabu (29/11/2023), analis kripto Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan kondisi ini terjadi karena adanya keseimbangan antara katalis positif dan negatif, sehingga mendorong harga Bitcoin relatif cukup stabil. 

        Baca Juga: Analis Bloomberg Amati 'Landasan Pacu Jelas' untuk Semua Persetujuan ETF Bitcoin Januari 2024

        Ditambah lagi, perubahan harga Bitcoin ini juga disebabkan reli yang telah berlangsung selama satu bulan lebih tanpa adanya koreksi harga signifikan, yakni pada 13 Oktober yang berhasil membawa harga Bitcoin naik dari area harga US$26.000 (Rp400 juta) ke US$37.000 (Rp570 juta).

        Fahmi juga mengamati, kenaikan harga Bitcoin juga dipengaruhi banyak faktor, seperti kasus Binance di Amerika Serikat (AS), serangan peretas (hacker) terhadap HTX dan lainnya. Menurutnya, pasar membutuhkan momen untuk meninjau ulang apakah kenaikan harga tersebut terjadi secara berkelanjutan. 

        “Dalam beberapa hari terakhir, kita melihat beberapa peristiwa yang oleh beberapa investor dapat ditafsirkan sebagai sinyal waspada seperti denda US$4 miliar (Rp61 triliun) yang dikenakan kepada Binance, serangan hacker terhadap HTX dan beberapa platform lainnya, yang dampaknya mungkin belum bisa sepenuhnya dikalkulasi investor,” terang Fahmi dalam keterangan tertulis yang dilansir pada Rabu (29/11/2023).  

        Fahmi juga melanjutkan, terdapat optimisme investor kripto terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan di beberapa negara, khususnya di AS. 

        Fahmi mengamati, berdasarkan data historikal, ketika harga Bitcoin tidak terlalu banyak bergerak, biasanya terdapat kecenderungan altcoin mengalami fluktuasi harga signifikan. Merujuk data dari dari Coinmarketcap pada 29 November 2023, sejumlah altcoin mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan. Berikut detailnya. 

        Blur (BLUR) naik 50% dan melejit ke Top 100; Axie Infinity (AXS) meningkat 21%; Maker (MKR) terapresiasi 5,6% dalam sepekan; Treasure (MAGIC) turut naik 25,65% dalam sepekan. 

        Baca Juga: Mulai Hari Ini Ulang Tahun ke-11 Halving Bitcoin, Dari Rp184 Ribu Menjadi Rp569 Juta

        Khusus aset kripto Treasure (MAGIC), kenaikan harganya menyusul respon positif pasar terhadap rencana proyek tersebut untuk mengembangkan jaringan blockchain gaming yang akan menggunakan token MAGIC sebagai biaya transaksi. Kemungkinan besar jaringan tersebut akan diciptakan menggunakan teknologi Arbitrum. 

        Setelah berita tersebut tersebar, di saat bersamaan pada 25 November, transaksi harian Arbitrum naik dan berada pada angka 2,4 juta transaksi, melebihi Ethereum yang membukukan 986 ribu transaksi pada hari itu. Menurut Fahmi, ini adalah tren positif terhadap altcoin ketika Bitcoin terkonsolidasi. 

        “Kenaikan harga beberapa altcoin juga didukung oleh sejumlah capaian atau perkembangan positif terhadap produk atau teknologi yang dikembangkan.” jelas Fahmi.

        Baca Juga: Arus Masuk Dana ke Produk Investasi Bitcoin Capai Rp23,2 Triliun Tahun 2023

        Aset kripto BLUR, kenaikan harganya didukung oleh keberhasilan tim pengembang proyek tersebut dalam mengumpulkan pendanaan sebesar US$60 juta (Rp924 miliar) untuk berinovasi meluncurkan jaringan layer-2 baru bernama Blast. Blast berfokus mengatasi permasalahan-permasalahan pada transaksi NFT dan memudahkan pengguna untuk mendapatkan yield lebih optimal. 

        “Blast telah berhasil menarik lebih dari US$30 juta (Rp462 miliar) aliran dana sesaat setelah peluncurannya. Menurut data Defillama, saat ini total nilai terkunci pada jaringan tersebut sudah berada pada angka US$572,9 juta (Rp8,8 triliun),” imbuh Fahmi.

        Axie Infinity sebagai pelopor gim Web3, mengumumkan toko merchandise-nya, yang juga dapat diakses melalui penambahan aplikasi e-wallet Grab di Asia Tenggara. 

        “Setelah berita tersebut, token AXS turut mengalami apresiasi. Ini karena game Web3 tersebut mendukung penggemar serta komunitasnya dalam mengintegrasikan gim dengan aplikasi yang sehari-hari digunakan seperti Grab,” sambung Fahmi.

        Fahmi menambahkan lebih lanjut, adanya inovasi-inovasi yang dilakukan Blur, Axie Infinity, dan Treasure turut menggambarkan perkembangan positif terhadap industri blockchain dan aset kripto secara lebih luas, serta menunjukkan kuatnya dukungan komunitas dan investor terhadap proyek-proyek yang mengembangkan altcoin.

        Lantas, bagaimana peluang bagi investor kripto? Fahmi mengamati, meskipun Bitcoin tengah mengalami sideways, potensi bull-run masih terlihat. Namun, ia mengatakan kemungkinan terkoreksi juga masih sangat terbuka. Untuk itu, ia mendukung investor untuk mengevaluasi ulang strategi dan tesis investasi yang dimilikinya. Dengan begitu, investor bisa menyesuaikan kembali komposisi portofolio aset kripto serta rencana trading dan investasi untuk mempersiapkan potensi fase bullish yang lebih besar lagi. 

        Baca Juga: Skenario Win-Win: Kesepakatan Binance-DOJ dan Persetujuan ETF Bitcoin

        “Bagi investor pemula, situasi saat ini bisa dimanfaatkan untuk menyusun rencana investasi, agar memiliki strategi yang sesuai dan lebih siap ketika fluktuasi pasar meningkat,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: