Pede Prabowo-Gibran bin Jokowi Menang, Fahri Hamzah Singgung Muhaimin Iskandar Tak Terlalu Kuat di Jawa Timur
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Fahri Hamzah percaya diri carpes-cawapres yang diusung pihaknya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bin Jokowi bisa memenangkan wilayah Jawa Timur di Pilpres 2024.
Hal ini Fahri sampaikan di acara GeloraTalks #114 “Ke Mana Suara Di Jawa Timur, Muhaimin atau Gibran”, pada Rabu (29/11/23) secara daring yang disiarkan di kanal Youtube GeloraTV.
Ia pun membeberkan sejumlah alasan soal kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Timur. Faktor nama Jokowi di belakang Gibran dan Prabowo yang menurutnya dekat dengan Kiai dipercayanya bisa meraup banyak suara.
“Saya percaya di Jawa Timur sedang terjadi goncangan cukup kuat karena kehadiran Gibran dan Prabowo karena memiliki basis pengenalan di kalangan kiai dan santri yang cukup luas mengingat kedekatan hubungan Prabowo sejak jaman orde baru dengan basis pesantren di mana kiai tua seperti Gus Dur itu kawan dari Prabowo,” jelasnya.
Secara pasangan calon, Fahri optimistis Prabowo Subianto dan Gibran bin Jokowi bisa mengalahkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ia percaya Gibran yang punya nama Jokowi bisa mengguncang basis suara PDIP dan membuat suara Ganjar-Mahfud di Jawa Timur terkikis.
Pun dengan Anies-Muhaimin yang menurut Fahri figur Cak Imin tak punya pengaruh besar di Jawa Timur.
“Mungkin PDIP secara tradisionil memang Jawa Timur kuat tapi karena adanya Gibran dianggap terafiliasi dengan Jokowi dengan elektabilitas PDIP sangat dipengaruhi dan kontribusi oleh Jokowi mungkin goncang juga basis nomor 3 (Ganjar-Mahfud),” jelasnya.
“Dan nomor 1 (Anies-Muhaimin) terkait Muhaimin yang saya baca secara tradsionil afiliasi pada PKB besar di Jatim tapi afiliasi kepada pribadi Muhaimin selama ini tak pernah besar,” tambahnya.
Sementara itu, Co Captain TIMNAS AMIN, Jumhur Hidayat yang juga hadir dalam acara itu menilai semua masih dalam proses terkait kekuatan di Jawa Timur. Hal ini karena menurutnya satu tahun terakhir ada branding Prabowo-Cak Imin yang sudah dikenalkan ke Kiai-kiai, namun belakangan terjadi perubahan besar.
Artinya menurut Jumhur itu butuh waktu untuk kembali mensosialisasikan perubahan hal tersebut.
“Sekarang sedang berlangung proses itu, jadi para kiai tokoh NU sedang menjelaskan bahwa petinggi kultur NU ini sekarang dengan Anies bukan dengan Prabowo, kita masih punya cukup waktu untuk memastikan proses converting, peralihan itu akan lebih masif lagi. Jadi itu yang terjadi,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: