Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan. Menurutnya pemanfaatan teknologi AI menjadi perhatian negara-negara di dunia agar diregulasi dengan baik demi mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kecerdasan artifisial akan memberikan unintended consequences, konsekuensi yang enggak kita duga, enggak kita harapkan, dan hampir semua penemuan-penemuan sains sebetulnya kan seperti itu," jelasnya dalam Peluncuran Buku Bernalar Sebelum Klik: Panduan Literasi Digital di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2023).
Wamen Nezar Patria menyontohkan penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg yang pada awalnya digunakan untuk mencetak kitab suci atau Alkitab. Namun akhirnya berkontribusi besar terhadap penyebaran informasi dalam sejarah peradaban manusia.
"Gutenberg waktu itu hanya ingin mencetak Bible awalnya, tetapi apa yang terjadi, berbagai gagasan baru ikut dicetak dan disebarkan, dan Gutenberg dengan mesin cetaknya telah berkontribusi besar untuk menyebarkan gagasan-gagasan, misalnya revolusi industri sampai dengan munculnya nasionalisme," tuturnya.
Menurut Wamenkominfo, teknologi AI dapat disejajarkan dengan penemuan listrik yang memicu perubahan besar di seluruh dunia. Di masa depan, AI akan berkembang menjadi sesuatu yang memiliki kemampuan untuk memutuskan sendiri di luar campur tangan manusia yang disebut Artificial General Intelligence (AGI).
Baca Juga: Wamenkominfo Nezar Patria Dorong Perempuan Jadi Agen Penyiaran Sehat
“Akan menjadi sangat otonomus, bergerak dan memutuskan sendiri di luar campur tangan manusia, itu akan bisa terjadi," tandasnya.
Oleh karena itu, masalah keamanan dalam pemanfaatan teknologi AI menjadi perhatian khusus di banyak negara. Wamen Nezar Patria mengatakan Uni Eropa telah mengeluarkan EU AI Act yang merupakan regulasi terhadap AI di Eropa.
"Itu satu-satunya regulasi yang cukup kompleks dan ketat," ujarnya.
Sementara di Indonesia, Pemerintah akan pengeluarkan Surat Edaran Panduan Etika AI yang merupakan langkah awal dalam rangka pengaturan penggunaan teknologi AI.
"Kita baru soft regulation, kenapa, kita ingin atur value-nya dulu, nilainya dulu, nanti pelan-pelan kita akan naik ke dalam step pengaturan yang lebih rigid, yang mungkin lebih ketat, sesuai dengan concern global yang sedang berlaku," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Laras Devi Rachmawati
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: