Capres nomor urut 01 Anies Baswedan mengingatkan bahwa dalam melakukan perencanaan pembangunan khususnya dalam hal transisi energi perlu memikirkan efek kejutan dari rencana tersebut. Dia menjelaskan dalam membuat perencanaan transisi harus dipikirkan aspek transisi dan aspek pelakunya.
"Pengalaman dalam transisi non tol ke tol seluruh restoran mati, seluruh hotel mati karena kita tidak memikirkan transisi dari non tol ke tol," kata Anies dalam Dialog Capres Bersama Kadin Menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis (11/1).
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 menegaskan dalam transisi dua aspek harus dihidupkan. Dia memberi solusi sama-sama menguntungkan yaitu berbicara dengan pihak terkait yang akan ditinggalkan dan pihak yang akan terlibat dalam proses perubahan.
Baca Juga: Anies Baswedan: Tingkatkan Produktivitas Petani melalui Pupuk dan Benih Berkualitas
Anies menginginkan ke depan penyusunan agenda kerja harus disepakati bersama. "Dan negara punya komitmen internasional yang harus diterjemahkan menjadi regulasi yang konsisten. Kita tanda tangani Paris Agreement dan kemarin kita baru saja tanda tangan di Dubai," ujar Anies.
Kesepakatan-kesepakatan yang sudah disepakati menurut Anies harus diturunkan ke dalam bentuk regulasi pusat, kementerian-kementerian, provinsi, dan kabupaten kota.
Anies memberi contoh eksekusi soal lingkungan hidup ada di kota dan kabupaten bukan di tingkat nasional. "Coba ditanya bupati dan gubernur pernahkah diajak bicara soal regulasi soal ini? Belum," katanya.
Baca Juga: Elektabilitas Anies Baswedan-Cak Imin Terus Menguat, Prabowo-Gibran bin Jokowi Mohon Siap-siap!
Anies juga menginginkan ke depan harus menerapkan agenda yang disusun secara bersama. Konsistensi ini kata dia membutuhkan biaya. "Tidak ada transisi tanpa subsidi. Tapi ketika subsidi itu diberikan kita akan mendapatkan ekonomi yang lebih sehat dan lebih bersih," kata dia.
Hal keempat yang menjadi perhatian Anies adalah perlunya mengembangkan energi terbarukan. Dia memberi contoh Indonesia punya cadangan 40% energi geotermal dunia. Negara ujar dia harus ikut terlibat dalam halĀ yang menurutnya membutuhkan investasi bernilai tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto