Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        OJK Jabar: Kredit Perbankan Capai Rp625 Triliun di Maret 2024

        OJK Jabar: Kredit Perbankan Capai Rp625 Triliun di Maret 2024 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Perkembangan kinerja Perbankan di Jawa Barat (Jabar) pada Maret 2024 mengalami pertumbuhan positif secara year-over-year (yoy) tercermin dari beberapa indikator antara lain tercermin dalam kredit perbankan mencapai Rp625 triliun dan tumbuh 9,21 persen (yoy). 

        Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan gross (NPL) juga terjaga pada level 3,17 persen. Sementara pembiayaan Bank Umum Syariah mencapai Rp67,1 triliun serta memiliki porsi sebesar 10,73 persen dibanding seluruh kredit di Jawa Barat dan tumbuh 12,52 persen (yoy). Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) juga terjaga pada level 2,76 persen. 

        Baca Juga: Tanggung Biaya Pengobatan, Pemprov Jabar Berduka atas Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

        Bank Umum yang berkantor Pusat di Jawa Barat juga mencatatkan kinerja pertumbuhan yang cukup baik dibanding rata-rata perbankan di Jawa Barat, antara lain tercermin Aset tumbuh 10,38 persen, Dana Pihak Ketiga tumbuh 13,51 persen dan Kredit tumbuh 7,68 persen. 

        "Kinerja tersebut didukung oleh dua Bank Umum, yaitu Bank BJB dan Krom Bank Indonesia, serta satu Bank Umum Syariah, yaitu Bank BJB Syariah," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat, Imansyah kepada wartawan di Bandung, Senin (13/5/2024)

        Sedangkan, realisasi kredit Bank Umum sebesar Rp126 triliun, tumbuh 7,88 persen yoy. Pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibandingkan perbankan di Jawa Barat sebesar 9,21 persen yoy dan nasional sebesar 12,52 persen. 

        Pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan per Maret 2024 di Jawa Barat mencapai Rp598 triliun yang ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS. 

        "Nominal ini setara dengan porsi 8,25 persen dari total kredit nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Tingkat NPL terjaga di level 3,17 persen, membaik dibanding posisi bulan Merat 2023 (yoy) yang tercatat sebesar 3,47 persen," jelasnya

        Sementara kinerja BPR dan BPRS tergolong moderat yang tercermin dari pertumbuhan Aset dan DPK secara berurutan sebesar 6,07 persen dan 5,94 persen (yoy). Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR & BPR Syariah mencapai Rp23,11 triliun serta memiliki porsi sebesar 3,70 persen dibanding seluruh kredit di Jawa Barat Jabar dan tumbuh 8,52 persen (yoy). 

        Mayoritas kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) disalurkan untuk kredit modal kerja. Namun demikian, kualitas kredit BPR dan BPRS tergolong tinggi yang tercermin dari rasio NPL gross dan NPF gross sebesar 11,46% dan 7,18%. 

        Total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional per Maret 2024 mencapai Rp 49,9 triliun, sedangkan KUR di Jawa Barat mencapai Rp5,3 triliun yang disalurkan kepada 93.836 pelaku usaha atau memiliki porsi 9,84 persen dibandingkan total penyaluran KUR Nasional. 

        Baca Juga: OJK: Aset Industri Asuransi Tumbuh 2,49% di Maret 2024

        "Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi paling besar yaitu mencapai Rp3,47 triliun atau 64,9 persen dibandingkan total penyaluran KUR di Jawa Barat," pungkasnya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: