Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tips dari Dokter Bedah Plastik, Yuk Ketahui Faktor Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya!

        Tips dari Dokter Bedah Plastik, Yuk Ketahui Faktor Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya! Kredit Foto: Pixabay/Ryan McGuire
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu permasalahan umum pada rambut yang sering dialami oleh orang dari berbagai usia dan jenis kelamin adalah rambut rontok. Rambut rontok secara berlebihan bisa menjadi penyebab kebotakan yang menurunkan kepercayaan diri seseorang.

        Kebotakan lazimnya dialami oleh orang yang berusia di atas 50 tahun. Namun, ternyata kebotakan juga bisa dialami oleh kelompok usia yang lebih muda tak peduli pria atau wanita.

        Baca Juga: Siap Dongkrak Produksi Alat Kesehatan Lokal, Proline Lakukan Topping Off Pabrik ke-2

        Mengutip dari keterangan resminya, Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dari The Clinic Beautylosophy, Nur Anindhawati, menjelaskan bahwa rambut yang rontok adalah hal yang normal. Manusia rata-rata bisa kehilangan sekitar 80 – 100 helai rambut per harinya.

        “Kondisi tersebut masih dianggap normal tetapi jika kerontokan sudah berlebih maka bisa jadi adanya masalah para rambut,” kata Nur, dikutip oleh Warta Ekonomi, Selasa (25/6/2024).

        Nur mengatakan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan kerontokan pada rambut mulai dari faktor hormon, genetika, kondisi medis, hingga gaya hidup. Salah satu penyebab utama kerontokan rambut pada manusia yakni faktor genetika.

        Bagi pria, pola kebotakan genetika biasanya dimulai dari garis rambut yang mundur dan menipis di bagian pincah kepala. Sedangkan pada wanita, penipisan cenderung terjadi di seluruh kulit kepala terutama pada bagian atas.

        “Penipisan rambut akibat faktor genetic terjadi di berbagai area tetapi yang paling terpengaruh di bagian depan sedangkan di area belakang paling tidak terpengaruh,” ucapnya.

        Selain itu, faktor perubahan hormon bisa memengaruhi siklus pertumbuhan rambut sehingga menyebabkan kerontokan. Sehingga, hormon yang naik turun tersebut bisa mengganggu fase pertumbuhan rambut.

        Baca Juga: Krusialnya Masalah Pusat Data Nasional hingga Inafis, Objek Vital Indonesia dalam Bahaya

        Faktor lainnya, lanjut Nur, bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik dan kesehatan mental atau stress. Ketika stress terjadi, maka tubuh sebetulnya mengalami rasa nyeri yang secara tidak langsung mengeluarkan gejala kimia dari dalam tubuh.

        “Meski saat stress tidak merasa ada perubahan secara fisik tetapi masalah mental itu bisa membuat tubuh menurunkan fungsi kerjanya yang juga berdampak ke rambut,” jelasnya.

        Perawatan rambut yang buruk karena penggunaan produk kimia, panas berlebihan dari alat styling, atau menarik rambut terlalu kencang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rambut rontok. Tindakan-tindakan itu bisa merusak folikel rambut hingga menyebabkan kerontokan.

        Baca Juga: Permendag 8/2024 Dinilai Bikin Investor Kabur, Tak Sesuai Kampanye Hilirisasi Jokowi

        Lebih lanjut, untuk menangani kerontokan tersebut, bisa dilakukan dengan cara menghentikan proses kebotakan dengan beberapa hal. Misalnya menggunakan obat-obatan atau shampoo yang membantuk memperlambat bahkan menghentikan kerontokan rambut.

        “Pilihlah shampo atau obat-obatan dengan formula yang memang telah terbukti secara klinis dapat memperkuat, dan mengembalikan keindahan rambut. Konsultasikan kepada dokter untuk mendapat rekomendasi yang sesuai,” tuturnya.

        Adapun cara lain yang bisa dilakukan menurut Nur adalah dengan cara transplantasi rambut atau mengisi area rambut yang kosong melalui prosedur hair transplant. Transplantasi rambut ini merupakan prosedur medis yang membantu mengatasi kebotakan.

        Proses tersebut, ujar Nur, tidak dengan menambah jumlah rambut melainkan memindahkan folikel rambut dari area yang memiliki rambut berlimpah. Terutama di bagian belakang ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan umumnya di area depan kepala.

        “Dengan memindahkan rambut dari depan ke belakang, maka penting untuk memastikan agar area belakang kepala yang menjadi donor tidak terlihat kosong setelah rambutnya dipindahkan. Karena itulah pentingnya untuk memperhatikan jumlah rambut yang diambil agar rambut bagian belakang tetap cukup,” kata Nur.

        Di sisi lain, penting juga untuk tetap menggunakan obat rambut usai melakukan perawatan transplantasi rambut untuk mencegah kerontokan rambut lebih lanjut.

        Baca Juga: Siap Dongkrak Produksi Alat Kesehatan Lokal, Proline Lakukan Topping Off Pabrik ke-2

        Pasalnya, jika tidak dilakukan perawatan, maka secara jangka panjang hanya rambut yang ditransplantasi saja yang akan tersisa. Sementara rambut lainnya yang tidak ditransplantasi akan secara alami mengalami proses kerontokan dan akan kian menipis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: