Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) terus menjadi perhatian, imbas dari peretasan akan hal tersebut terus bermunculan salah satunya adalah hilangnya ratusan ribu data calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah).
Wakil Ketua Komisi XDewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dede Yusuf menyayangkan hilangnya data-data akibat peretasan dari PDNS. Ia mengatakan kejadian ini merupakan wujud ketidaksiapan negara dengan big data.ngnya data negara, Politikus Partai Demokrat itu menilai Indonesia belum siap dengan big data.
Baca Juga: Apa Itu Cold Site dan Hot Site yang Dibahas Menkopolhukam Hadi Tjahjanto Terkait PDNS?
“Ketika pemerintah belum siap untuk melakukan keamanan data, maka rasanya belum siap juga kita untuk melakukan Big Data,” ujar Dede, dilansir Senin (01/07/2024).
Dede mengatakan peristiwa pembobolan data harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah. Ia berharap backup menjadi sesuatu yang penting untuk pemerintah, apalagi menyangkut aset penting dari Indonesia.
“Saya sangat menyesal, kenapa. Karena Kemendikbudristek tidak membuat backup data terhadap data yang begitu banyak yang melibatkan data jutaan siswa-siswa yang ada di Indonesia,” jelas Dede.
Diketahui, sebelumnya, informasi Kemendikbudristek kehilangan data calon mahasiswa pendaftar KIP-K itu diungkap olehs salah satu netizen di Platform X.
“Bobolnya PDN membuat data 800 ribu calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) ikut raib dan tak bisa balik, karena celakanya tak ada back up,” kata akun tersebut dikutip Jumat (28/6/2024).
Baca Juga: Hadi Tjahjanto: Layanan Publik Terkait PDNS 2 Kembali Normal Juli 2024, Sistem Backup Ditingkatkan
Akun itu mengungkapkan pemerintah telah memilih penerima KIP-K dari 800 ribu calon mahasiswa yang mendaftar. Rencananya, Kemendikbudristek akan mengumumkan daftar penerima pada 1 Juli 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: