Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintahan Jokowi Siap Genjot Pengembangan Bioavtur dari CPO

        Pemerintahan Jokowi Siap Genjot Pengembangan Bioavtur dari CPO Kredit Foto: Kemenko Perekonomian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, menjelaskan jika pemerintah mendorong keberadaan industri bioavtur untuk mewujudkan energi baru terbarukan (EBT).

        "Tentu hilirisasi dari gas alam, dari hilirisasi dari agrikultur, termasuk sawit, sekarang kita akan dorong untuk pengembangan bioavtur," kata Airlangga, dalam acara Tatap Muka – Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa, (23/7/2024).

        Baca Juga: Usai Diungkit Jokowi, Kini Air Keran Rumah IKN Bisa Langsung Diminum

        Menurut dia, potensi Indonesia dalam industri bioavtur sangat besar dan tidak boleh disia-siakan. Hal tersebut didasarkan pada ketersediaan minyak sawit mentah (CPO) yang amat sangat melimpah di Indonesia sehingga bisa digunakan untuk bahan baku utama produksi bioavtur itu sendiri.

        "Dan CPO (crude palm oil) di dunia, kita juga menjadi salah satu produsen CPO terbesar," ujarnya.

        Dengan komitmen pengembangan industri bioavtur, harapannya Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam penyediaan bahan bakar penerbangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

        "Dan ke depan kita akan siapkan bioavtur, karena kita sekarang sudah menggunakan biodiesel 35 persen (B35). Ke depan bioavtur 3-5 persen, sehingga dengan hilirisasi di berbagai sektor, kita akan menjadi negara yang mempunyai kekuatan ekonomi," ujarnya.

        Baca Juga: Jokowi: Industri Kreatif Indonesia Dimulai dari Anak-anak

        Pengembangan industri bioavtur di Indonesia menurut Airlangga saat ini bukan hanya tentang memanfaatkan sumber daya alam yang ada saja, melainkan juga menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

        Dirinya juga menjelaskan bahwa pengembangan bioavtur dinilai penting untuk mewujudkan penerbangan yang menggunakan energi terbarukan di masa depan.

        "Di teknologi penerbangan juga membutuhkan renewable energy ke depan," jelasnya.

        Baca Juga: Pakar Ungkap Alasan Krusial Sulitnya Penuhi Target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

        Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya meminta ada hilirisasi pada komoditas kelapa dengan mengolah limbah yang dihasilkannya menjadi bioenergi dan bioavtur. Tujuannya adalah agar dapat member nilai tambah bagi ekonomi hijau.

        “Saya banyak melihat limbah kelapa sekarang menjadi bioenergi. Ini penting saya kira ke depan, ini terus bisa dikembangkan. Kemudian kelapa juga bisa jadi bioavtur,” kata Presiden Jokowi dalam Konferensi Cocotech ke-51 di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/7/2024) lalu.

        Proses hilirisasi tersebut, kata Jokowi, bisa dimanfaatkan dengan kemajuan teknologi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar pasar sehingga diminati oleh banyak negara di dunia.

        Lebih lanjut, Indonesia dinobatkan menjadi produsen komoditas kelapa kedua di dunia setelah Filipina dengan lahan kelapa seluas 3,8 juta hektare dan produksi mencapai 2,8 juta ton per tahunnya. Sedangkan nilai ekspornya mencapai 1,55 miliar dolar AS.

        Baca Juga: CPOPC: Eropa Sering Kritik Sawit karena Persaingan Pasar

        “Ini sangat penting bagi Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar kedua di dunia,” kata Jokowi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: