Pakar Industri Keuangan, Yan Ardhianto Handoyo, menyebut jika salah satu strategi awal mempersiapkan dana pendidikan anak agar ke depannya bisa mengakses pendidikan tanpa kendala adalah tidak konsumtif termasuk di antaranya meminjam uang.
"Buka rekening tabungan khusus untuk pendidikan agar dapat fokus meningkatkan saldo dana pendidikan," kata dia melalui keterangannya resminya, Sabtu (27/7/2024).
Baca Juga: Ambisi Tak Realistis Jokowi Gadaikan HGU 190 Tahun di IKN
Dia menyarankan orang tua untuk meningkatkan dana pendidikan dengan cara berinvestasi setelah memiliki kebiasaan menabung. Pasalnya, ada faktor inflasi yang membuat biaya pendidikan yang terus meningkat tiap tahunnya.
Bahkan, kenaikan juga terjadi pada biaya lain yang menjadi pendukung misalnya buku pelajaran, biaya kursus, peralatan sekolah, transportasi ke sekolah, uang saku dan lainnya.
“Inflasi pendidikan membuat biaya pendidikan terus naik. Biaya relatif besar akan sangat terasa saat anak memasuki pendidikan menengah dan tinggi," ujar Yan.
Kemampuan ekonomi yang terbatas, sambungnya, pada umumnya menjadi kendala utama untuk menyekolahkan anak. Banyak anak yang biasanya lebih memilih untuk bekerja membantu perekonomian keluarga daripada melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Padahal, kesetaraan mengakses pendidikan tinggi merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketimpangan ekonomi di masyarakat.
Jika seseorang belum pernah berinvestasi, ungkap Yan, maka dia merekomendasikan untuk mencoba reksa dana dan Surat Berharga Negara yang dilengkapi dengan asuransi pendidikan dwiguna. Ketiga instrument tersebut menurut dia sedikit banyak akan membantu untuk mengumpulkan dana guna keperluan dana pendidikan jangka panjang.
Dana pendidikan, tegasnya, perlu disiapkan sejauh jauh-jauh hari. Maka dari itu, dia menilai dana pendidikan tidak hanya cukup dengan menabung dengan jumlah yang sama tiap bulannya. Oleh karena itu, investasi masih menjadi solusi menghadapi kenaikan inflasi sampai saat ini karena dalam investasi ada potensi imbal hasil yang nilainya lebih besar dari sekadar menabung.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Kalau Kursinya Belum Siap, Mau Sidang Kabinet Sambil Lesehan?
Selain itu, dia menyarankan untuk reksa dana sebaiknya memilih yang sesuai profil investasi dengan menyesuaikan tujuan dan kapan hasil investasi reksa dana tersebut hendak dipakai. Caranya dengan mengacu pada prinsip high return high risk yakni keuntungan besar berbanding lurus dengan risiko yang besar.
“Pemula dapat mencoba berinvestasi di reksa dana pasar uang. Kelak, pengetahuan investasi dan kemampuan finansial bertambah, bisa mempertimbangkan jenis reksa dana lain untuk menyiapkan dana pendidikan,” jelasnya.
Asuransi pendidikan juga bisa menjadi pilihan yang tepat dalam menyiapkan dana pendidikan anak. Selain menjadi pelengkap berinvestasi lantaran instrument ini tidak hanya membantu mengumpulkan dana saja, melainkan juga perlindungan jiwa.
Baca Juga: Hanya Satu Kemenangan Kaesang dari Anies untuk Pilkada DKI Jakarta
Yan yang menjabat sebagai Faculty Head Sequis Quality Empowerment, STAE, itu menyarankan orang tua untuk memilih asuransi pendidikan yang premi dan manfaatnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: