Simak, Ini Manfaat Teknologi untuk Dukung Proses Belajar dan Mengajar
Teknologi sebagai sarana, alat atau cara, sangat bermanfaat digunakan dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan melibatkan guru dan siswa, teknologi membantu guru menyampaikan materi dalam tugas membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa.
Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung, Mei Santi mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Ngawi, Selasa (13/8).
Mei menegaskan, proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam serangkaian perbuatan yang berlangsung secara mendidik untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar, selain menyampaikan materi, guru juga mempunyai tugas membimbing, mendorong, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa.
”Penerapan teknologi dalam proses belajar mengajar yang selaras dengan pilar kecakapan digital dapat dilakukan dengan mengoptimalisasi penggunaan mesin pencarian, penggunaan chat AI untuk narasi, tools edit video, dan tools presentasi,” jelas Mei Santi dalam diskusi online yang dipandu moderator Anissa Rilia itu.
Dalam diskusi bertajuk ”Teknologi untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar” itu, Mei menyebut pentingnya teknologi untuk mengoptimalisasi tools pembelajaran daring. Yakni, siswa mengikuti kelas online menggunakan platform e-learning atau aplikasi video conference.
”Contohnya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam kelas virtual, guru menggunakan aplikasi video conference seperti Zoom atau Google Meet untuk mengadakan kelas virtual secara langsung dengan siswa,” ujar Mei Santi.
Selain itu, sambung Mei, optimalisasi teknologi bisa dilakukan dengan penggunaan aplikasi percakapan dan media sosial edukatif, tools gamifikasi, dan aplikasi belajar.
Baca Juga: Rupiah Digital Siap Diterbitkan Bank Indonesia, Pahami Pengertian dan Cara Pakainya
”Dengan media sosial guru bisa berbagi informasi, berinteraksi, dan berdiskusi dengan siswa. Lalu, menggunakan permainan edukatif untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar, dan aplikasi belajar untuk mempelajari materi secara mandiri,” rinci Mei Santi dalam diskusi yang diikuti lewat nonton bareng (nobar) para pelajar dari berbagai sekolah menengah di wilayah Ngawi.
Sekolah menengah di Kabupaten Ngawi yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 1 dan SMPN 4 Widodaren, SMPN 1 dan SMPN 2 Paron, SMPN 1 Sine, SMPN 1 Padas, SMPN 2 dan SMPN 5 Ngawi, SMPN 1 dan SMPN 3 Ngrambe, SMPN 2 Jogorogo, SMPN 1 Mantingan, dan SMPN 1 Kedunggalar.
Dari sudut pandang berbeda, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi M. Fachrudin menyoroti pentingnya menjunjung etika digital saat menggunakan media digital. Etika dalam menggunakan teknologi di kelas, yakni terlibat secara bertanggung jawab, kolaborasi dan kreativitas, serta menjaga lingkungan digital yang aman dan positif.
”Etika digital bagi pelajar meliputi keamanan online dan menjaga informasi pribadi hingga perilaku online yang aman; bertanggung jawab: menghormati orang lain dan bertanggung jawab atas perilaku online; kolaborasi positif: memanfaatkan teknologi untuk kolaborasi dan pembelajaran yang positif,” rinci M. Fachrudin
Sementara musisi Mia Marcellina berpesan, agar penggunaan teknologi untuk mendukung proses belajar dan mengajar memperhatikan aspek keamanan digital. ”Selain proses belajar mengajar jadi lancar, dengan memperhatikan keamanan digital, ancaman kejahatan maupun potensi menyebarnya data dan informasi pribadi bisa diminimalisir,” tegasnya.
Baca Juga: ICDX Sebut Industri Perdagangan Berjangka Komoditi Perlu Digitalisasi Ekosistem
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Ngawi ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, program #literasidigitalkominfo mencatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat