Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        VanEck Prediksi Harga Bitcoin Mengalami Kenaikan Hingga Tembus $2,9 Juta di 2050

        VanEck Prediksi Harga Bitcoin Mengalami Kenaikan Hingga Tembus $2,9 Juta di 2050 Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        VanEck merupakan perusahaan investasi global yang baru-baru ini memberi pertanyaan terkait prediksi harga bitcoin yang akan mengalami kenaikan hingga menyentuh angka $2,9 Juta pada tahun 2050 mendatang.

        Lalu apa alasan VanEck memproyeksikan harga bitcoin bisa tembus $2,9 juta per koin?

        Saat ini Bitcoin menghadapi tantangan besar dalam menangani volume transaksi yang tinggi secara bersama-sama. Hal tersebut menjadi hambatan utama untuk adopsi Bitcoin secara global. 

        Namun, laporan VanEck mengungkapkan bahwa pada tahun 2050 mendatang, 10 persen dari seluruh perdagangan internasional akan menggunakan Bitcoin. Sedangkan perdagangan domestik bisa menyentuh angka sekitar 5 persen.

        Jumlah tersebut mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian global. Dengan integrasi ini, bank sentral mungkin mulai menyimpan Bitcoin sebagai dana cadangan mereka dengan alokasi sekitar 2,5 persen dari total aset yang ada.

        Jika proyeksi ini terwujud, VanEck memprediksi harga Bitcoin bisa melonjak hingga $2,9 juta per koinnya. Jika mampu mencapai angka tersebut maka diprediksi Bitcoin mampu menghasilkan kapitalisasi pasar sekitar $61 triliun.

        Kelebihan Bitcoin Sebagai Cadangan Mata Uang Global

        VanEck menyoroti beberapa fitur utama yang bisa membuat Bitcoin menjadi kandidat potensial untuk mendominasi sistem keuangan global. Pertama, sifat desentralisasi Bitcoin mampu melindunginya dari korupsi dan campur tangan pihak pemerintah.

        Jadi transaksi dan kepemilikan Bitcoin tidak dapat dipengaruhi oleh pihak ketiga. Berbeda dengan mata uang konvensional, Bitcoin memiliki pasokan terbatas hingga 21 juta koin, yang menciptakan kelangkaan dan melindunginya dari tekanan inflasi.

        Selain itu, kepemilikan Bitcoin juga sangat kuat. Mata uang digital yang satu ini hanya bisa dibuka menggunakan kunci pribadi. Jadi hampir tidak mungkin Bitcoin dapat disita oleh pemerintah atau pihak lain.

        Desain Bitcoin juga menghilangkan kebutuhan akan perantara konvensional seperti bank atau prosesor pembayaran. Hal ini membuat proses transaksi menjadi lebih sederhana yang pada akhirnya berdampak pada pengurangan biaya yang diperlukan untuk operasional.

        Sistem desentralisasi semakin meningkatkan daya tarik Bitcoin sebagai aset cadangan global. Hal ini tidak hanya mengoptimalkan efisiensi transaksi, akan tetapi juga memberikan keamanan dan kontrol lebih besar bagi pengguna maupun investor.

        Tantangan yang Harus Dihadapi Bitcoin di Masa Depan

        Meskipun VanEck cukup optimis dengan prediksi harga Bitcoin yang bisa menembus angka $2,9 juta per koin, akan tetapi mereka juga mengakui bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk menuju angka tersebut. 

        Kebutuhan Energi untuk Penambangan Meningkat

        Tantangan utama yang harus dihadapi Bitcoin di masa depan adalah meningkatnya kebutuhan energi untuk proses penambangan. Kondisi ini kemungkinan akan mendorong perlunya inovasi dalam desain chip penambangan yang lebih efisien.

        Selain itu, butuh pengembangan sumber energi baru yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya permintaan energi, industri penambangan Bitcoin mungkin harus mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk mengatasi dampak lingkungan.

        Biaya Transaksi Akan Menjadi Sumber Pendapatan

        Seiring dengan penurunan tingkat inflasi Bitcoin di mana jumlah Bitcoin yang baru ditambang berkurang secara bertahap, maka biaya transaksi akan menjadi sumber pendapatan utama bagi para penambang.

        Untuk menjaga keberlangsungan jaringan, biaya transaksi bisa saja semakin meningkat untuk menutup biaya operasional penambangan dan memelihara keamanan jaringan Bitcoin. Ini juga yang mungkin akan menjadi motivasi bagi penambang.

        Pesaing di Masa Depan

        VanEck juga menyoroti bahwa kemunculan mata uang kripto lain dan kemajuan teknologi dapat menimbulkan ancaman kompetitif bagi Bitcoin. Di masa depan akan ada semakin banyak proyek kripto baru yang menawarkan fitur-fitur inovatif.

        Selain itu, perkembangan dalam dunia teknologi seperti solusi layer-2 dan blockchain yang lebih canggih bisa memberikan alternatif yang lebih menarik bagi pengguna maupun investor. Jadi Bitcoin perlu beradaptasi dan berinovasi menghadapi ancaman kompetitif ini.

        Regulasi Pemerintah

        Upaya yang terkoordinasi oleh pemerintah di seluruh dunia untuk melarang atau mengatur Bitcoin bisa berdampak besar terhadap perkembangan Bitcoin. Itu karena perkembangan Bitcoin sangat dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing negara. 

        Jika pemerintah menerapkan pelarangan atau pembatasan penggunaan Bitcoin, maka berpotensi akan menekan harga dan menghambat pertumbuhan pasar. Sebaliknya, regulasi yang mendukung bisa membuatnya berkembang karena kepercayaan investor meningkat.

        Keterbatasan Kemampuan

        Selain tantangan-tantangan yang harus dihadapi di masa mendatang, saat ini Bitcoin juga masih struggle dengan keterbatasan mereka dalam melakukan proses transaksi. Saat ini Bitcoin hanya mampu memproses 7 hingga 15 transaksi per detik. 

        Kemampuan ini tertinggal jauh dengan sistem SWIFT yang dapat menangani 45 juta pesan setiap hari. Keterbatasan kapasitas menjadi kendala bagi Bitcoin untuk mendukung perdagangan global dalam skala besar.

        Meskipun prediksi harga Bitcoin menurut VanEck bisa mencapai $2,9 juta per koin pada tahun 2050, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi. Kemampuan Bitcoin untuk mewujudkan potensi tersebut akan bergantung pada usaha dan inovasi yang mereka lakukan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: