Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hantu Itu Bernama Ganoderma, Bikin Pekebun Kelapa Sawit Waspada!

        Hantu Itu Bernama Ganoderma, Bikin Pekebun Kelapa Sawit Waspada! Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Praktisi Perlindungan Tanaman, Henny Hendarjanti, mengingatkan kepada pihak-pihak terkait tentang pentingnya pengendalian penyakit Busuk Pangkal Batang atau Ganoderma pada tanaman kelapa sawit. Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan Ganoderma sp. 

        Penyakit ini pun menjadi momok bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit baik di Indonesia, maupun negara-negara lain yang mempunyai perkebunan kelapa sawit.

        Baca Juga: Lomba Batik Sawit Nasional Pertama dari Yogyakarta

        Menurut Henny, pengendalian penyakit ganoderma ini harus dilakukan secara terstruktur, sistematis dan komprehensif.

        Menariknya, dia menyebut jika ganoderma ini boleh eksis di perkebunan sawit. Dengan catatan ganoderma tidak boleh dominan.

        “Namun, karena saat ini Ganoderma sudah mulai dominan, maka harus dilakukan insert mikroba lain yang dulunya ada tetapi sekarang berkurang atau bahkan hilang dan perlu pengendalian yang tepat agar serangan cendawan Ganoderma dapat ditekan,” kata Henny, dalam keterangan yang dikutip Warta Ekonomi, Senin (9/9/2024).

        Penyakit ini memang bisa membunuh tanaman sawit secara diam-diam dan pada umumnya sudah ada di semua areal perkebunan kelapa sawit khususnya di Asia Tenggara. Ganoderma berpotensi parah mengancam di Indonesia tepatnya Sumatera, dan Malaysia dengan angka kematian tanaman hingga 80% pada usia >15 tahun.

        “Kalau dibiarkan tidak ada tindakan pengendalian maka tanaman kelapa sawit akan mati, lambat laun tanaman kelapa sawit di Indonesia akan punah. Maka kita harus lawan Ganoderma,” ujar dia.

        Pengendalian Ganoderma Terpadu

        Dalam pengendalian penyakit tersebut, Henny memaparkan tentang prinsip pengendalian terpadu. Hal ini diawali dengan sensus ganoderma terlebih dahulu, mengidentifikasi gejala dan tanda ganoderma (TBM dan TM), serta deteksi dini ganoderma.

        “Kemudian, manajemen dan pengendalian Ganoderma di areal tanam (Tanaman Belum Menghasilkan (TBM): sanitasi pohon terinfeksi Ganoderma (Removal/Deboling), perlakuan preventif; di areal infeksi Ganoderma,” ucapnya.

        Di areal Tanaman Menghasilkan. Bisa dengan perlakuan kuratif; isolasi pohon terinfeksi & perlakuan agens hayati, pengikisan batang terinfeksi Ganoderma, soil bio-mounding + Tricoderma, injeksi fungisida kimia, injeksi fungisida biologi (mikrovirus).

        Baca Juga: Polisi Ringkus 350 Pencuri Buah Sawit di Kalteng

        Sementara, di areal peremajaan; sanitasi pohon terinfeksi Ganoderma (removal/deboling), perlakuan preventif (penggunaan benih moderat toleran (MT) Ganoderma, perlakuan preventif; aplikasi agen hayati di pembibitan dan lubang tanam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: