Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Membedah Ragam Pemikiran Doktor di Riau, Sawit Diulik

        Membedah Ragam Pemikiran Doktor di Riau, Sawit Diulik Kredit Foto: Abdul Aziz
        Warta Ekonomi, Pekanbaru -

        Aula Bedah Buku Lantai 3 Perpustakaan Soeman Hs di kawasan Jalan Sudirman Pekanbaru, Riau itu, berubah menjadi tempat paling istimewa kemarin. 

        Sebab selama 3 jam, karya ilmiah 11 orang doktor dibedah di sana. Pemikiran yang dikemas dalam sebuah buku berjudul 'Ragam Pemikiran Doktor'. 

        Pemikiran Gulat Medali Emas Manurung menjadi bundel pertama dalam deretan lembar pemikiran 11 doktor tadi. Doktor Agro-Lingkungan Universitas Riau ini menyodorkan judul; Peluang Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Riau Dalam Konsep Keberlanjutan. 

        Pemikiran Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP-Apkasindo) ini pula yang paling banyak dicecar oleh orang-orang dari berbagai latar belakang yang hadir di acara itu. 

        Tak Gulat namanya kalau ayah dua anak itu tidak mampu mengimbangi omongan para audiens. Dengan tenang lelaki yang sudah menggeluti sawit sejak di bangku kuliah ini menjelaskan. 

        Mulai dari seperti apa perkembangan sawit di Riau, Indonesia dan seperti apa pula asing memandang keberadaan sawit. 

        Baca Juga: Minyak Sawit Wajib Cantumkan Sertifikasi Halal

        "Isu negatif tentang sawit itu tidak lebih pada persaingan dagang. Bahwa sawit sebagai penyelamat deforestasi, penyumbang devisa terbesar nasional dan penyelamat ekonomi di masa pandemi, itu tak bisa dipungkiri," terangnya. 

        "Kenapa sawit disebut penyelamat deforestasi, karena sawit mampu menghasilkan lebih dari 4 ton minyak per hektar sawit. Beda dengan tanaman nabati lain semisal Soybean yang hanya mampu menghasilkan 0,45 ton minyak per hektar. Coba bandingkan, saat ini luas kebun Soybean di dunia mencapai 112 juta hektar. Sementara sawit hanya 24 juta hektar. Tanaman mana yang lebih banyak menghabiskan lahan?" lelaki 52 tahun ini balik bertanya. 

        Gulat juga menjawab pertanyaan audiens yang menyebut bahwa sawit rakus air. "Inilah yang keliru selama ini. Dalam setahun, evapotranspirasi sawit hanya 1.104 milimeter. Akasia 2.400 milimeter, Sengon 2.300 milimeter," panjang lebar Gulat mengurai. 

        Adalah Ir. A.Z. Fachri Yasin, M. Agr yang menggagasi lahirnya buku setebal 226 halaman itu. Pensiunan dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pekanbaru, yang masih terus aktif di dunia pendidikan. 

        "Ide menghimpun pemikiran para doktor khususnya  disiplin ilmu pertanian, sudah muncul sejak tiga tahun lalu. Ini bermula dari pengamatan saya bahwa ternyata di Riau, doktor bidang pertanian bertambah signifikan. Ini tentu menjadi sebuah potensi besar dan menjadi aset penting daerah," cerita lelaki 71 tahun ini kepada Warta Ekonomi. 

        Tadinya kata ayah dua putri ini, ada 26 doktor yang bakal berpartisipasi pada lembaran buku tadi. "Tapi sampai tenggat waktu yang dibikin, cuma 11 orang yang mengirim naskah. Meski begitu, keberadaan buku ini tetaplah punya arti penting. Selain menambah pengetahuan dan referensi, para pembaca pun akan tahu sejauh mana kiprah dan pemikiran para doktor ini terkait keilmuan yang dimiliki," ujarnya. 

        Baca Juga: Perkuat Monitoring, Ombudsman Kaji Tata Kelola Sawit di Malaysia

        Apa yang dibilang oleh Fachri ini persis seperti omongan Prof. Almasdi Syahza, Guru Besar Ekonomi Pembangunan Universitas Riau. Lelaki 64 tahun ini menjadi pembedah buku di acara itu. 

        Bahwa para doktor yang menorehkan pemikiran pada buku tadi kata Almasdi, adalah orang-orang yang tahu tentang apa yang seharusnya orang lain juga tahu. 

        "Kemampuan itu timbul akibat potensi nalar yang tumbuh di alam pikir mereka. Maka muncullah keinginan untuk berbuat melalui kegiatan karya ilmiah. Karya ini tentu akan menambah pengetahuan bagi yang ingin mendapat pengetahuan yang sebelumnya belum tahu," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Abdul Aziz
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: