Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut jika pihaknya terus mendorong pengembangan hilirisasi sawit yang berkelanjutan berbasis riset dan inovasi.
Dirinya yakin, melalui aktivitas riset dan inovasi yang terimplementasi pada sektor industri komersial, maka sektor sawit Indonesia akan bertransformasi menjadi industri masa depan sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Sawit menjadi model dan contoh sukses dari hilirisasi industri, baik itu untuk menghasilkan produk turunan sawit pangan (oleofood), non-pangan (oleochemical), bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga material baru ramah lingkungan (biomaterial), pada skala industri berkelanjutan,” kata Putu dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2024 di Nusa Dua, Bali, Jumat (4/10/2024).
Menurut dia, perkembangan produk hilir sawit telah meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir. Dari yang awalnya 45 jenis produk, kini menjadi lebih dari 200 jenis produk hilir kelapa sawit. Di sisi lain, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berkaitan erat dengan kontribusi sektor persawitan hulu-hilir yang dikategorikan sebagai subsector industri agro yang berdaya saing kuat.
Baca Juga: 28 Kampus Beradu Riset untuk Sawit Berlelanjutan di PERISAI 2024
“Data tahun 2023 menyebutkan bahwa nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya mencapai Rp450 triliun atau berkontribusi sebesar 11,6 persen dari total ekspor nonmigas. Secara total, untuk bisnisnya mencapai Rp800 triliun,” ungkapnya.
Sehingga, sektor ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16,2 juta orang. Termasuk di antaranya adalah tenaga kerja tidak langsung yang melibatkan para pelaku usaha perkebunan rakyat atau smallholder.
Dengan melihat berbagai potensi besar tersebut, alhasil pihaknya juga mendukung upaya dari berbagai pihak dalam pengembangan inovasi teknologi industri pengolahan kelapa sawit. Baik di sektor hulu perkebunan maupun sektor hilir di industri pengolahan itu sendiri.
“Kami juga mengupayakan fasilitasi pengembangan teknologi industri melalui penyusunan kebijakan yang pro-inovasi, hingga matching antarpihak terkait komersialisasi inovasi baru,” ucap Putu.
Putu juga menilai pentingnya pembentukan konsorsium multipihak dalam aktivitas riset untuk menghasilkan champion. Adapun salah satu contoh kesuksesan konsorsium riset yang difasilitasi oleh Kemenperin yakni teknologi edible-coating ebrbasis minyak sawit untuk memperpanjang masa simpan buah tropis.
Riset tersebut menurutnya berhasil menjembatani kebuthan industri dengan inovasi riset dan saat ini sedang berada dalam tahap sertifikasi food grade untuk komersialisasi.
Lebih lanjut, Putu mengungkap jika Kemenperin telah melakukan berbagai upaya strategis untuk memacu penggunaan teknologi modern dan mendorong aktivitas riset. Salah satunya adalah pelaksanaan program restrukturasi mesin dan peralatan produksi.
Baca Juga: Uni Eropa Masih Berusaha Jegal Sawit, Dirut BPDPKS Ungkap Cara Melawannya
Selain itu, Kemenperin membangun Indonesia Manufacturing Center (IMC) untuk menunjang kolaborasi riset tersebut.
“Kami sangat terbuka untuk penggunaan IMC agar dapat memfasilitasi tindaklanjut hasil riset hingga mencapai komersialisasi. Kami juga mendorong perusahaan-perusahaan industri pengolahan sawit untuk dapat membangun pusat risetnya di Indonesia,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kemenperin berharap kegiatan Perisai 2024 dapat menjembatani kesenjangan ini dengan mempertemukan para peneliti dengan pelaku industri untuk mengakselerasi implementasi hasil riset.
“Kami memandang penting acara Perisai 2024, yang tahun ini telah diadakan ke delapan kali sejak BPDPKS berdiri, karena luasnya spektrum riset-inovasi yang dibahas mulai dari aspek budidaya perkebunan, penganekaragaman jenis produk hilir, penggunaan bahan bakar nabati, kajian sosial ekonomi, hingga digitalisasi bisnis perkelapasawitan,” tutur Putu.
Dia menilai jika keberhasilan riset yang telah dikomersialisasikan mengindikasikan potensi besar yang masih bisa digali dari pengembangan produk hilir kelapa sawit itu sendiri. Dengan semakin bertambahnya inovasi dan kolaborasi antara sektor industri dan riset, kontribusi kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia diharapkan akan semakin signifikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: