Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tumbuh Double Digit, OJK Catat Kredit Perbankan Tembus Rp7. 579 triliun di September 2024

        Tumbuh Double Digit, OJK Catat Kredit Perbankan Tembus Rp7. 579 triliun di September 2024 Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada September 2024 mencatat pertumbuhan kredit perbankan mencapai Rp7. 579 triliun atau naik 10,85% secara tahunan (year on year/yoy). 

        Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, bahwa kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang tetap terjaga sampai dengan bulan September 2024 yang lalu. 

        "Pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,85 persen year-on-year, sebelumnya adalah 11,40 persen menjadi Rp 7,579 triliun," kata Dian dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Jakarta, Jumat (1/11/2024).

        Baca Juga: OJK Berkolaborasi Mengedukasi Mahasiswa Soal Keuangan di Sumut

        Seiring dengan peningkatan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada September 2024, DPK tercatat tumbuh 7,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp8.721 triliun dengan Giro menjadi kontributer pertumbuhan terbesar. 

        Selain itu, likuditas industri perbankan pada September 2024 dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,66 dan 25,40 persen.

        "Likuditas industri perbankan pada Agustus 2024 menilai sangat memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,66 dan 25,40 persen dan masih di atas threshold sebesar 50 persen dan 10 persen," imbuhnya.

        Selanjutnya, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) sebesar 2,21 persen dan NPL net sebesar 0,78 persen. Sementara itu, loan at risk (LAR) menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,11 persen.

        Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, OJK Dorong Perbankan Syariah Miliki Karakteristik Tersendiri

        "Rasio LAR menunjukkan trend penurunan menjadi sebesar 10,11 persen dimana bulan Agustus yang lalu tercatat sebesar 10,17 persen rasio LAR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada december 2019 secara umum," pungkasnya.

        Dian menyatakan kinerja industri perbankan Indonesia pada September 2024 menunjukkan peningkatan, dengan tingkat profitabilitas bank atau ROA (return on asset) mencapai 2,73 persen, sementara permodalan (CAR) bank juga berada pada level tinggi yaitu 26,85 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: