- Home
- /
- Government
- /
- Government
Prabowo Mau Buat Tanggul Laut dari Cilegon Sampai Gresik, Dua Kementerian Ini Langsung Gerak Cepat
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo membahas respons terhadap penurunan muka tanah (land subsidence) di Jakarta dan antisipasi banjir yang mengancam pesisir utara ibu kota. Pertemuan ini menyoroti urgensi pembangunan giant sea wallatau tanggul laut sebagai salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Menko AHY menyampaikan bahwa giant sea wall adalah salah satu proyek strategis yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah, bersamaan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Wrap up retreat di Magelang membahas infrastruktur, khususnya IKN dan giant sea wall. Sore ini kami harap Kementerian PU bisa menjelaskan apa yang sedang dikerjakan, progres, dan tantangannya. Semangatnya agar pantai utara Jakarta, Tangerang sampai Bekasi bisa lebih aman karena kita tahu Jakarta mengalami penurunan tanah, bahaya banjir serta abrasi yang mengintai setiap saat,” ujar AHY.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menjelaskan bahwa tanggul laut ini direncanakan membentang dari Cilegon hingga Gresik dengan total panjang 958 km, dimulai dari tahap percobaan di jalur Tangerang–Bekasi sepanjang 43 km.
Baca Juga: Jalankan Perintah Prabowo, Erick Instruksikan Dirut BUMN Prioritaskan Pemerataan Ekonomi!
"Kami sudah buat trial 1 dari Tangerang ke Bekasi sepanjang 43 km beberapa tahun lalu dengan grant dari Korea Selatan dan Belanda untuk basic design," kata Menteri Dody. Kolaborasi trilateral antara Indonesia, Korea Selatan, dan Belanda ini dimulai sejak 2016 dan fokus pada pengembangan strategi komprehensif serta business case untuk pemulihan lingkungan pesisir Teluk Jakarta.
Sebagai tindak lanjut, Project Management Unit NCICD (PMU NCICD) dibentuk pada 2017, menghasilkan Integrated Flood Safety Plan (IFSP) pada 2020 yang berfokus pada konsep pengendalian banjir terpadu, penyediaan air bersih, serta peningkatan sanitasi di area muara sungai. Untuk mendukung penyediaan air bersih, Kementerian PU telah menyelesaikan pembangunan SPAM Regional Jatiluhur I yang memasok air hingga 4.000 liter/detik untuk Jakarta dan sekitarnya.
Selain itu, Kementerian PU saat ini juga mempersiapkan konstruksi SPAM Regional Karian Serpong (3.200 liter/detik) dan SPAM Regional Djuanda/Jatiluhur II dengan kapasitas 2.054 liter/detik melalui skema KPBU.
Wakil Menteri Kementerian PU, Diana Kusumastuti, menambahkan bahwa proyek sanitasi saat ini sedang berjalan, seperti Jakarta Sewerage System Zona 1 yang berlokasi di Pluit dan memiliki kapasitas 240.000 kubik meter per hari. “Progres saat ini sekitar 20% dan masa pelaksanaan sampai 2027,” ungkapnya.
Dari sisi pengendalian banjir, Menteri Dody menjelaskan bahwa pendekatan dilakukan dari hulu ke hilir. Di hulu, telah dibangun Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sementara di bagian tengah dilaksanakan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 16 km dan penyelesaian sudetan Ciliwung pada 2023. Di hilir, Stasiun Pompa Ancol Sentiong serta tanggul pantai dan muara tahap A juga telah rampung.
Namun, jika penurunan tanah di Jakarta terus berlanjut, pemerintah mempertimbangkan pembangunan tanggul laut tahap B atau giant sea wall sepanjang 21 km. “Tanggul laut tahap B ini diproyeksikan mereduksi area banjir hingga 112.000 meter persegi dan menekan potensi kerugian ekonomi hingga Rp600 triliun,” kata Dody.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri