Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono alias Mas Dar, mengungkapkan bahwa pemerintah akan selalu mendukung industri kelapa sawit serta menetapkan kebijakan yang mengutamakan keberlanjutan dan memperkuat kapasitas industri nasional.
“Apalagi, merujuk kisah the Goose with the Golden Eggs, menurut Sudaryono, industri kelapa sawit ibarat “angsa yang bertelur emas” bagi Indonesia. Karena itu, menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga dengan baik serta merawatnya agar industri sawit itu terus bertelur emas dan mensejahterakan bangsa Indonesia.” jelas Sudaryono dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Bali, Kamis (7/11/2024).
Baca Juga: IPOC 2024: Industri Sawit Bersinergi untuk Mendukung Program Biodiesel
Hal itu juga menguatkan pernyataan dari Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto. Menurut dia, pemerintah berharap banyak pada industri kelapa sawit nasional. Oleh sebab itu, diharapkan semua pihak bisa bekerja sama dan bersinergi dalam mendorong komoditas strategis ini bersama dengan pemerintah.
“Sikap kita terhadap EUDR (European Union Deforestation Regulation) sudah sangat jelas, bahwa kita menentang kebijakan tersebut,” kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto saat membuka International Palm Oil Conference 2024, di Bali yang berlangsung 7-8 November 2024.
Adapun langkah pemerintah yang menunjukkan dukungan terhadap industri sawit tersebut dilakukan guna mengatasi berbagai hambatan ekspor minyak sawit di pasar global. Dia memastikan saat ini pemerintah telah mengenali berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia. Misalnya tekanan dari luar terhadap industri sawit terkait dengan isu-isu lingkungan yang kian marak.
Di sisi lain, di dalam negeri pemerintah juga mendorong peningkatan produktivitas. Untuk diketahui, industri kelapa sawit nasional sendiri merupakan hal yang penting bagi perekonomian Indonesia. minyak sawit Indonesia saat ini menyumbang sekitar 25% dari produksi minyak nabati dunia, atau setara dengan 59% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Selain itu, kelapa sawit sendiri turut membuka lapangan kerja bagi jutaan orang.
Menurut Airlangga, sikap dan komitmen ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Terutama mengenai pangan dan energi yang fokus dalam mendorong pemenuhan pasokan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor, serta menjamin keberlanjutan daya tahan ekonomi dan tujuan-tujuan pelestarian lingkungan.
“Kita sudah memperkenalkan beberapa strategi yang dilakukan untuk mengelola produksi minyak sawit yang kemudian mendorong basis ekonomi, energi dan ketahanan pangan sekaligus melakukan perlindungan terhadap lingkungan,” ujarnya.
Strategi yang dimaksud termasuk meningkatkan program replanting petani sawit seperti program peremajaan sawit rakyat (PSR) sejak 2017. Pemerintah juga mendorong adopsi tata kelola perkebunan yang lebih baik dan panen yang lebih tinggi. Ketiga mendorong sertifikasi di industri minyak sawit seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Dukungan serupa juga disampaikan Menteri Perdagangan, Budi Santoso, yang menyampaikan sambutan melalui video. Ia berharap konferensi sawit internasional 2024 dapat menghasilkan masukan yang konstruktif bagi kementerian perdagangan. Terutama, untuk mendukung tiga fokus utama kemendag saat ini. Pemerintah tengah berkonsentrasi pada program pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta peningkatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Saya dan jajaran kemendag berkomitmen untuk mendukung dan terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di industri sawit,” ujar Menteri Perdagangan, Budi Santoso.
Baca Juga: Tak Mau Didikte Asing, Indonesia Bakal Segera Tentukan Harga Sawit
Dukungan tersebut akan diberikan baik melalui penerbitan kebijakan maupun melalui kemudahan akses pasar dalam perjanjian perdagangan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: