Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPN: Sinergi Pentahelix Kunci Perkuat Ketahanan Pangan Indonesia

        BPN: Sinergi Pentahelix Kunci Perkuat Ketahanan Pangan Indonesia Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional yang semakin kompleks, Badan Pangan Nasional (BPN) terus mengoptimalkan pendekatan sinergi pentahelix untuk menjaga stabilitas pangan nasional yang berkelanjutan.

        Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (BPN), Nita Yulianis mengatakan, pendekatan ini melibatkan kolaborasi lima sektor penting, yaitu pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, akademisi, dan media guna memperkuat penyediaan pangan dari hulu hingga hilir.

        Baca Juga: Komisi II DPR RI Dukung Program 100 Hari Kerja Kementerian ATR/BPN, Fokus Tuntaskan HGU

        “Penyediaan pangan bersifat strategis secara nasional. Sinergi pentahelix menjadi langkah kunci dalam menjaga rantai pasok pangan dari produksi hingga konsumsi agar tetap stabil,” ujar Nita dalam keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Rabu (13/11/2024).

        BPN berupaya agar ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada impor, tetapi lebih banyak bersumber dari produksi dalam negeri. Apalagi berdasarkan data USDA tahun 2022, Indonesia menempati posisi ke-4 sebagai produsen beras terbesar di dunia, dengan kontribusi sebesar 6% terhadap total produksi beras global.

        “Produksi beras nasional mencapai angka 31.540 ton, dan ini menjadi modal penting bagi BPN dalam mewujudkan ketahanan pangan,” tambahnya.

        Untuk mendukung kemandirian pangan, BPN juga fokus menjaga stabilitas harga di tingkat produsen dan konsumen. BPN memastikan harga pangan di tingkat produsen terjaga, agar para petani tetap mendapatkan insentif yang layak. Saat ini, Nilai Tukar Petani (NTP) masih berada di bawah angka 100, yang artinya pendapatan petani belum maksimal.

        Baca Juga: Kadin Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Program Rumah Murah, Pangan dan Energi dengan Para Pengusaha AS

        Menurutnya, langkah stabilisasi harga ini bertujuan agar harga pangan di pasaran tetap terjangkau bagi masyarakat, namun juga menguntungkan bagi para petani sebagai produsen.

        Nita menambahkan, Indonesia memiliki potensi pangan lokal yang beragam, yang tidak hanya bergantung pada beras sebagai sumber karbohidrat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki kesadaran akan keberagaman pangan lokal, melalui kampanye Gerakan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).

        “Dari anak-anak hingga dewasa, kami dorong untuk mencintai pangan lokal. Indonesia kaya akan sumber pangan, bukan hanya beras, tetapi juga umbi-umbian dan sagu sebagai alternatif karbohidrat,” jelasnya.

        Baca Juga: Kementan Lakukan Jurus Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah Baru Demi Atasi Krisis Pangan

        Salah satu inisiatif BPN ini dalam rangka menjaga ketahanan pangan juga dilakukan dengan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi pemborosan pangan melalui gerakan “Stop Boros Pangan”.

        Data menunjukkan bahwa sekitar 10 juta ton pangan terbuang sia-sia setiap tahunnya, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Karena itu, kampanye “Stop Boros Pangan” ini bertujuan untuk mengubah mindset masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola dan mengkonsumsi pangan.

        Di samping itu, sinergi pentahelix, sebagai strategi kolaborasi lintas sektor, memungkinkan BPN bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, di mana sektor pertanian menjadi perhatian utama dalam pemerintah saat ini.

        Baca Juga: Warga Ujung Pandaran Bersyukur dengan Rencana Program Halikinnor-Irawati, Permudah Nelayan dan Perluas Lapangan Kerja

        Karenanya BPN berharap, dengan adanya sinergi pentahelix, tantangan dalam distribusi dan harga pangan bisa diatasi dengan lebih optimal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: