Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Rizal Affandi Lukman, mengungkapkan banyak stigma negatif terhadap sektor perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Stigma tersebut menganggap bahwa perkebunan dan pengolahan sawit menjadi penyebab kebakaran serta deforestasi yang tidak ramah lingkungan.
Oleh sebab itu, pihaknya menilai jika Young Elaeis Ambassadors (YEAs) merupakan kesempatan generasi muda yang menjadi duta untuk mengkampanyekan bahwa sawit merupakan komoditas yang baik.
Baca Juga: CPOPC Ministerial Meeting ke-12 Perkuat Kerja Sama dan Promosi Keberlanjutan Industri Sawit
“Duta-duta ini mengampanyekan bahwa tidak seperti itu, produk sawit yang dihasilkan mereka adalah sawit yang berkelanjutan,” ujar Rizal dalam keterangan yang dikutip Warta Ekonomi, Senin (2/12/2024).
Adapun program tersebut menyasar anak muda berusia 17 hingga 30 tahun. Alasannya yakni generasi muda merupakan generasi yang dekat dengan media sosial. Sehingga, platform tersebut dianggap efektif guna menyebarluaskan kampanye terkait pengelolaan kelapa sawit yang baik serta berkelanjutan.
“Kami sangat berterima kasih atas adanya passion (semangat) dan dedikasi dari duta-duta muda tadi (Young Elaeis Ambassadors tersebut). Jadi, kami akan perluas (program ini) karena kalau dibiarkan persepsi negatif tentang kelapa sawit itu akan tetap ada,” ucap Rizal.
Pelaksanaan program tersebut yang dilaksanakan pada tahun kedua, menyasar pada negara-negara pengonsumsi minyak sawit seperti Belanda dan Amerika Serikat. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan diskriminasi terhadap komoditas kelapa sawit itu sendiri, khususnya di Uni Eropa yang getol memerangi sawit.
“Sekarang mulai terlihat bahwa tren yang mengenai penggunaan ‘no palm oil label’ itu trennya makin menurun,” tuturnya.
Di sisi lain, seorang duta YEA dari Malaysia, Izzuddin bin Tuah, mengatakan bahwa program YEAs yang diselenggarakan oleh CPOPC merupakan kesempatan bagi dia untuk belajar sekaligus menambah relasi dari berbagai negara untuk belajar tentang minyak sawit dan ekosistem yang mereka lindungi.
Sedangkan duta sawit dari Honduras, Juliette Martinez, menyebut bahwa dirinya bisa mempelajari lebih dalam perihal industri minyak sawit dan dampaknya terhadap ekosistem global melalui program YEAs.
Menurut dia, acara ini merupakan kesempatan bagi dia untuk belajar sekaligus membagikan pengetahuan dengan komunitasnya. Dirinya pun berharap jika generasi muda di seluruh dunia bisa terinspirasi untuk lebih peduli dan berbagi pengetahuan tentang keberlanjutan.
Sebagai informasi, pendaftaran program YEAs Batch 2 ini dibuka sejak tanggal 22 November 2024 dan ditutup pada 30 Juni 2025. Adapun pemenangnya direncanakan untuk diumumkan pada 21 November 2025 nanti.
Baca Juga: Menilik Potensi Limbah Sawit, Pakar Desak Pemerintah Revisi Permen LHK
Adapun negara asal peserta yang dapat mengikuti program tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Honduras, Colombia, Ghana, Papua Nugini, Nigeria, Thailand, India, China, Pakistan, Belanda, Italia, Spanyol, Jerman, Belgia, Perancis, Amerika Serikat, dan Britania Raya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar