- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Energi
Selain Biodiesel dari Sawit, Peneliti BRIN Ini Kembangkan Inovasi BBN dari Kelapa
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Deliana Dahnum, menjabarkan proyek pengembangan teknologi katalis anyar berbasis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengonversi minyak kelapa menjadi bio-jet fuel.
Untuk diketahui, Indonesia sejak beberapa tahun terakhir terus mengembangkan penggunaan minyak sawit untuk berbagai hal salah satunya memproduksi bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF) untuk menjadi bahan bakar nabati (BBN) bagi industri penerbangan demi mengurangi emisi karbon sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Inovasi peneliti BRIN tersebut juga menyumbang sumber BBN bagi Indonesia selain bersumber dari komoditas perkebunan lainnya, yakni tanaman kelapa.
Dia menjelaskan bahwa saat ini sektor penerbangan menyumbang sekitar 11 – 12% emisi karbondioksida global serta 2% dari emisi gas rumah kaca. Hal tersebut yang membuat pengembangan BBN dari kelapa ini penting.
Baca Juga: BRIN Sebut Indonesia Ogah Didikte Uni Eropa Lewat EUDR
Pasalnya, bio-jet fuel yang termasuk dalam SAF dipandang sebagai solusi potensial dalam mengurangi jejak karbon dalam skala yang besar.
“Kami memanfaatkan minyak kelapa yang tidak layak ekspor sebagai bahan baku. Sekitar 20 hingga 30 persen buah kelapa yang di ekspor seringkali di tolak karena cacat, terlalu matang, atau kecil ukurannya. Minyak dari kelapa ini dapat di olah menjadi bio-jet fuel melalui proses katalisis,” ungkap Deliana dalam keterangannya baru-baru ini.
Pihaknya mengaku mengembangkan katalis berbasis MOF tersebut dengan mempertimbangkan beberapa keunggulan. Misalnya luas permukaan yang besar dan sisi aktif yang banyak di dalam material etrsebut.
Deliana menyebut juga bahwa teknologi ini telah diuji secara laboratorium menggunakan reactor bertekanan tinggi serta penyesuaian temperature. Proses penelitian ini telah dilakukan sejak tahun 2021 silam dan disokong dana melalui kerja sama internasional dengan Korea Selatan (Korsel).
“Kemudian berlanjut dengan Jepang pada 2023. Serta pada 2024 memperoleh pendanaan dari L’oreal – UNESCO For Women in Science untuk mendukung pengembangan lebih lanjut,” tuturnya lebih lanjut.
Baca Juga: Akustika Swara Indonesia dan BRIN Jalin Kerja Sama Riset Sistem Peredam Suara
Dirinya pun berharap jika pihaknya sudah bisa mulai produksi dalam skala pilot di tahun 2025 mendatang. Pasalnya, saat ini inovasi tersebut masih masuk ke tahap laboratorium. Meskipun demikian, dirinya yakin jika potensi minyak kelapa maupun limbah kelapa sawit sangat besar untuk menjadi bahan bakar nabati.
Sama seperti pada sawit, Deliana Dahnum mengungkapkan BRIN yakin pengembangan bio-jet fuel berbahan baku lokal menjadi upaya strategis mendukung transisi energi terbarukan.
“Sekaligus, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Langkah ini juga mencerminkan komitmen Indonesia dalam mendukung pengurangan emisi karbon global,” kata Deliana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: