Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BRICS Punya Sembilan Mitra Baru, Ada Indonesia hingga Kuba

        BRICS Punya Sembilan Mitra Baru, Ada Indonesia hingga Kuba Kredit Foto: Reuters/Wu Hong
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        BRICS baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya telah menyepakati sembilan negara untuk menjadi mitra perkumpulan dari BRICS. Daftar negara mitra yang akhirnya disetujui tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Uzbekistan dan Uganda.  

        Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan dengan hadirnya mitra ini, diharapkan kerja sama antara sesama negara anggota dan mitra bisa semakin kuat.

        Baca Juga: Kamar Dagang Internasional Optimistis BRICS Plus Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Global

        "BRICS memiliki representasi yang lebih besar dan kami melihat daya tarik dan pengaruhnya tumbuh lebih menonjol, menjadi platform utama untuk mempromosikan solidaritas dan kerja sama antara negara-negara di Selatan," ungkap Mao Ning dilansir Kamis (26/12).

        Mao Ning juga mengatakan negaranya siap bekerja sama dengan negara-negara anggota dan negara-negara mitra lainnya untuk mengikuti semangat keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

        BRICS sendiri pada awalnya berdiri dengan anggota Brazil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan. Blok ini sekarang telah diperluas untuk mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Sementara Arab Saudi dilaporkan belum meresmikan partisipasinya, tetapi telah mengambil bagian dalam pertemuan-pertemuan dari BRICS.

        Baca Juga: Prabowo Soal Gabung BRICS dan OECD: Gak Ada Masalah, Kita Cari yang Terbaik

        Negara-negara dalam organisasi ini dalam beberapa tahun terakhir ini tengah meningkatkan langkah-langkah untuk menurunkan ketergantungan mereka pada dolar dari Amerika Serikat (AS). Mereka bertujuan untuk menggunakan mata uang mereka sendiri untuk mematahkan hegemoni dolar dalam perdagangan internasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: