- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
MIND ID Konsisten Kelestarian Keanekaragaman Hayati Daerah Operasional Grup
BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, konsisten menjalankan program penjagaan keanekaragaman hayati sebagai bentuk pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf, menyampaikan Grup MIND ID memiliki dampak lingkungan dari kegiatan operasional sehingga diupayakan langkah yang proaktif dalam meminimalkan dampak dan melindungi ekosistem lingkungan.
MIND ID pun meyakini bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan bisnis, khususnya dalam mempertahankan dukungan dari masyarakat dan pemerintah.
Baca Juga: Sukses Hilirisasi, MIND ID Dukung Pertumbuhan Sektor Industri Nasional
"Oleh karena itu, MIND ID berkomitmen untuk konsisten menerapkan praktik pengelolaan lingkungan yang baik di semua kegiatan operasional, termasuk pada program perlindungan keanekaragaman hayati," katanya.
Heri menjelaskan bahwa MIND ID bersama anggota mulai dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk, telah berhasil merampungkan sejumlah program dalam penjagaan keanekaragaman hayati di lokasi operasi penambangan sepanjang 2024.
Sebagai contoh, Aneka Tambang (ANTAM) melalui Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBP) Nikel Maluku Utara konsisten melanjutkan program konservasi dan pemantauan keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di laut.
ANTAM mampu memastikan bahwa lingkungan di wilayah operasi Maluku Utara selalu dalam kondisi terjaga, baik dari sisi keberadaan terumbu karang serta komponen abiotik seperti pasir, pecahan karang, dan karang mati yang sudah ditumbuhi alga. Selain itu, ANTAM juga konsisten memastikan jumlah spesies burung terjaga di sekitar daerah operasionalnya.
Selanjutnya, Bukit Asam melaporkan bahwa upaya perlindungan keanekaragaman hayati yang dilakukan sejak tahun 2020 naik signifikan di tahun 2024. Dari total luas area konservasi tercatat mencapai 5.436,45 hektare secara kumulatif atau meningkat hampir 9 kali lipat jika dibanding tahun 2020 yang hanya mencapai 631,18 hektare.
Total peningkatan luasan tersebut telah berpengaruh pada peningkatan 5 jenis flora (Merbau, Gaharu, Anggrek, Kantong Semar, Anggrek Vanda Foetida) dari hanya 51.252 batang menjadi 84.867 batang. Tak hanya itu, pertumbuhan positif juga terjadi pada fauna yakni lutung dan kijang yang tercatat dari 65 ekor di tahun 2020 menjadi 152 ekor di tahun 2024 secara kumulatif.
Kemudian, Freeport Indonesia telah menggandeng Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, lembaga swadaya masyarakat bidang konservasi, dan pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten, melepasliarkan satwa endemik Papua hasil penyitaan.
Hingga saat ini, Freeport Indonesia telah melepasliarkan 56.650 kura-kura moncong babi, 25 mamalia, 124 reptil, dan 578 burung. Kontribusi lainnya adalah membantu penemuan spesies baru yang belum dideskripsikan secara ilmiah sebelumnya. Antara lain penemuan 50 serangga baru, 21 spesies kepiting baru, dua spesies ikan, satu spesies katak, satu spesies kadal serta 29 tumbuhan spesies baru. Freeport Indonesia secara rutin menerbitkan Buku Biodiversity yang berisi tentang kupu-kupu, kepiting, burung, dan lainnya. Total sebanyak 12 seri buku telah diterbitkan hingga saat ini.
INALUM juga telah melaksanakan konservasi dengan luas total 2.290,81 hektare di tahun 2024. Kegiatan perlindungan keanekaragaman hayati meliputi spesies fauna dan flora. Di tahun 2024, terdapat total 3.210 ekor fauna. Konservasi juga dilakukan pada spesies flora dengan total individu sebanyak 817.511 pohon. Semoga semakin banyak dan semakin luas ya konservasi lingkungannya.
Tak ketinggalan, PT Timah terus menjalankan program perlindungan Hutan Keanekaragaman Hayati (Kehati) di wilayah operasional perusahaan. PT Timah mengelola tiga Hutan Kehati yakni di Hutan Kota Muntok yang terletak di Kabupaten Bangka Barat seluas 2,2 hektare, Kampoeng Reklamasi Air Jangkang di Merawang, Kabupaten Bangka seluas 37 hektare, dan Hutan Keanekaragaman Hayati Kundur di Kundur, Kabupaten Karimun seluas 17 hektare.
Program pengelolaan Hutan Kehati yang dilakukan PT Timah ini telah memberikan dampak bagi ekosistem lingkungan. Hal ini dilihat dengan bertambahnya jumlah jenis flora dan fauna di masing-masing Hutan Kehati.
Baca Juga: MIND ID Usulkan Relaksasi Aturan Devisa Hasil Ekspor untuk BUMN
Saat ini, jumlah flora dan fauna di Hutan Kehati Muntok sebanyak 61 jenis flora dan 36 jenis fauna. Sedangkan di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang terdapat 52 jenis flora dan 37 jenis fauna. Di Hutan Kehati Kundur terdapat 32 jenis flora dan 44 jenis fauna.
Terakhir, Vale Indonesia melakukan program konservasi tiga jenis kayu yakni kayu Eboni, Uru, dan Dengen di areal reklamasi Bukit Desi dan Debbie. Tercatat sejak tahun 2006 hingga tahun 2024, Vale telah berhasil menanam kayu Eboni sebanyak 87.600 batang, 35.047 batang kayu Uru, dan 43.118 batang kayu Dengen.
"Tentunya, program-program yang baik ini akan berlanjut pada 2025. Kami berharap program kami dalam penjagaan keanekaragaman hayati ini mampu berdampak positif bagi lingkungan dan alam Indonesia," tutup Heri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: