Ada 'Pengaruh' Presiden Soeharto, Ini Kisah Berdirinya Bogasari yang Memajukan Industri Kuliner Indonesia
Kredit Foto: Bogasari
Bogasari Flour Mills didirikan pada Mei 1969 oleh empat pengusaha yang dikenal sebagai ‘Gang of Four’, yaitu Sudono Salim, Sudwikatmono, Djuhar Sutanto, dan Ibrahim Risjad. Keempatnya berasal dari latar belakang yang berbeda dan awalnya tidak saling mengenal, tetapi dipersatukan oleh Presiden Soeharto dengan tujuan membangun industri pangan di Indonesia.
Sebelum mendirikan Bogasari, keempat pengusaha tersebut telah bekerja sama dalam proyek PT Waringin Kentjana atas inisiasi Presiden Soeharto. Lalu, kebijakan pemerintah yang membuka impor gandum dari Amerika Serikat akhirnya menjadi titik awal berdirinya Bogasari.
Dengan modal kredit Rp2,8 miliar dari pemerintah, Bogasari berkembang pesat dan menjadi satu-satunya produsen tepung terigu di Indonesia ketika itu. Produk-produk Bogasari segera menjadi bahan baku utama industri makanan, terutama mi instan, roti, dan bahkan gorengan.
Baca Juga: Kisah Sukses Bambang Sutantio Membangun Cimory Group, Kini Punya Produk Yogurt hingga Telur Cair
Pada tanggal 29 November 1971, Bogasari meresmikan pabrik pertamanya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada tahun tersebut, Bogasari meluncurkan tiga merek tepung legendaris, yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru, yang masih bertahan hingga kini. Sebelum adanya tepung-tepung ini, bisakah dibayangkan rupa gorengan dan jajanan pada masa itu?
Setahun kemudian, pada 10 Juli 1972, pabrik kedua di Tanjung Perak, Surabaya, mulai beroperasi. Seiring berkembangnya bisnis, Bogasari memperluas lini produksinya dan membentuk tiga divisi lain, yaitu Divisi Pasta, Divisi Kemasan, dan Divisi Maritim.
Divisi Pasta didirikan pada 11 Desember 1991 dan memiliki kapasitas produksi 55.000 ton per tahun. Produk pasta yang dihasilkan terdiri dari long pasta seperti spaghetti dan short pasta seperti makaroni. Sebagian besar produk ini diekspor ke berbagai negara, termasuk Filipina, Thailand, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab.
Divisi Kemasan didirikan pada Juli 1976 dan mulai beroperasi pada Mei 1977 di Citeureup, Bogor. Divisi ini bertanggung jawab atas produksi kantong tepung untuk kebutuhan internal Bogasari.
Sementara itu, Divisi Maritim didirikan pada Januari 1977 untuk menjamin kelancaran pasokan gandum dari berbagai negara seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Berani Keluar Harvard, Ini Cerita Ferry Unardi Sukses Bangun Traveloka
Pada 30 Juni 1995, PT Bogasari diakuisisi oleh PT Indofood Sukses Makmur dan berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills. Sebelumnya, Bogasari berada di bawah naungan BULOG, yang bertindak sebagai importir gandum dan distributor tepung terigu. Namun, pada Oktober 1998, pemerintah menghapus Tata Niaga Tepung Terigu, sehingga Bogasari beroperasi sebagai industri mandiri yang bertanggung jawab atas seluruh rantai produksi, dari pengadaan gandum hingga distribusi tepung.
Bogasari terus berinovasi untuk mempertahankan dominasinya di industri tepung terigu. Pada 1981, perusahaan meresmikan Bogasari Baking Center (BBC) untuk mendukung wirausaha lokal di industri bakery. Bogasari juga menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi spaghetti.
Memasuki tahun 2000-an, Bogasari terus memperluas pasar internasional. Pada 12 November 2001, perusahaan membuka kantor perwakilan di Singapura dan mulai mengekspor produknya ke Jepang.
Tak hanya bahan konsumsi manusia, pada 2019 PT Bogasari Flour Mills (Bogasari) juga melakukan ekspor produk sampingan gandum berupa white bran pellet dengan Filipina sebagai negara tujuan. Bahan ini umumnya digunakan untuk pakan ternak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: