Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Emas Masuki Fase Baru, Investor Diimbau Pahami Risiko

        Emas Masuki Fase Baru, Investor Diimbau Pahami Risiko Kredit Foto: Annisa Nurfitri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah ketidakpastian pasar global dan meningkatnya minat publik terhadap instrumen investasi alternatif, harga emas global menunjukkan tren kenaikan signifikan. CEO Vier Corp, Vier Abdul Jamal, menyebut faktor geopolitik seperti manuver kampanye Donald Trump serta instabilitas bursa saham dunia sebagai pemicu utama lonjakan tersebut.

        "Emas itu sudah menjadi alat ukur absolut sejak peradaban manusia. Saat pasar saham bergejolak dan kebijakan ekonomi tidak pasti, investor pasti kembali ke safe haven seperti emas," kata Vier dalam program edukasi bertajuk Training Super Cluster: Strategi Profit Konsisten GOLD bersama Dupoint Futures Indonesia, Senin (21/4/2025).

        Menurut Vier, harga emas dunia kini telah memasuki fase trading range baru dan berpotensi menembus level US$ 3.500 dalam waktu dekat. Bahkan, lembaga keuangan global seperti Goldman Sachs dan Merrill Lynch memproyeksikan harga emas dapat menyentuh angka US$ 4.000 per troy ounce.

        Baca Juga: Trump Panaskan Perang Dagang, Harga Emas Diproyeksikan Bisa Capai US$3.500

        “Saat ini bukan soal terlambat atau tidak. Emas adalah instrumen yang antisipatif terhadap segala situasi. Mau beli di harga berapa pun, selama dilakukan dengan strategi yang tepat, tetap aman,” ujarnya.

        Vier juga menekankan pentingnya edukasi yang benar bagi masyarakat yang ingin masuk ke dunia trading, terutama dalam memahami risiko, psikologi pasar, dan strategi teknikal. Ia menyoroti tingginya angka kerugian akibat kesalahan persepsi yang menganggap trading sebagai jalan pintas menuju kekayaan.

        Dalam beberapa tahun terakhir, industri trading mengalami pertumbuhan pesat, sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi seperti emas, forex, dan komoditas. Namun, tren ini juga diiringi maraknya investasi bodong berkedok trading serta rendahnya literasi keuangan publik.

        "Banyak orang masuk ke dunia trading dengan ekspektasi yang salah. Mereka ingin cepat kaya, padahal justru perlu disiplin, edukasi, dan kesabaran. Saya ingin meluruskan itu semua," ujar Vier.

        Sebagai bentuk komitmen terhadap edukasi publik, Vier Abdul Jamal—pendiri Vier Billionaire Club (VBC)—menggelar Training Super Cluster: Strategi Profit Konsisten GOLD di Hotel Amarossa, Jakarta, pada 21–22 April 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari roadshow nasional ke berbagai kota besar seperti Surabaya, Bali, Jogjakarta, Semarang, Makassar, Palembang, Medan, Pontianak, Sorong, hingga Kuala Lumpur.

        Training ini dirancang untuk membekali peserta dengan pemahaman mendalam tentang pendekatan teknikal, manajemen psikologis, dan strategi realistis agar dapat meraih keuntungan secara konsisten.

        PT Dupoin Futures Indonesia, sebagai perusahaan pialang resmi yang terdaftar di OJK dan BAPPEBTI, turut menjadi mitra strategis dalam program ini. “Kami percaya, membangun industri trading yang sehat dimulai dari edukasi yang benar. Karena itu, kami mendukung penuh inisiatif ini untuk menciptakan generasi trader yang lebih bijak dan profesional,” ujar perwakilan Dupoin.

        Baca Juga: Kalau Resesi, Goldman Sachs Prediksi Emas Bisa Sampai US$3.880 per Ounce

        Baca Juga: 10 Aset dengan Market Cap Terbesar, Bitcoin Saling Menyalip Lawan Perak!

        Dengan meningkatnya kompleksitas pasar dan tingginya risiko penipuan berkedok investasi, edukasi menjadi fondasi utama dalam membangun ekosistem trading yang sehat dan berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: