- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Indonesia Siap Tancap Gas Bangun Industri Baterai, Bahlil: Australia Siap Kirim Lithium
Kredit Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama strategis dengan Australia dalam pemenuhan kebutuhan mineral kritis, khususnya lithium.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan pasokan lithium dalam jumlah besar untuk melengkapi sumber daya yang telah dimiliki, seperti nikel, kobalt, dan mangan, demi memperkuat industri baterai kendaraan listrik (EV).
“Dalam pembicaraan (tadi) kita sepakat untuk menjalin kolaborasi nanti. Mereka [Australia] akan mengirimkan konsentrat lithium dan nanti di sini yang akan olah,” ungkap Bahlil usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Baca Juga: Janji Investasi Rp19 T Jadi Rp6 T, Erick-Bahlil Tanya Kelanjutan Rencana CATL
Bahlil menegaskan bahwa pengiriman konsentrat lithium dari Australia akan langsung terintegrasi dalam rantai pasok industri baterai EV di Indonesia.
Kerja sama ini dinilai strategis, tidak hanya untuk memperkuat ekosistem industri dalam negeri, tetapi juga sebagai langkah substitusi impor.
Baca Juga: Investasi EV Capai Rp157 T, Rosan: Ekosistemnya Sudah Lengkap di Indonesia
“Kalau kita olah di dalam negeri, ini akan jadi substitusi impor, karena saat ini kita memang sangat membutuhkan lithium,” tambahnya.
Sebagai informasi, pengiriman lithium dari Australia ke Indonesia saat ini telah mencapai sekitar 80 ribu ton per tahun. Dengan adanya kerja sama ini, volume impor diperkirakan meningkat seiring pertumbuhan kebutuhan industri baterai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri