Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bitcoin Terpeleset Gara-Gara Perang Iran-Israel

        Bitcoin Terpeleset Gara-Gara Perang Iran-Israel Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Konflik geopolitik antara Iran dan Israel kembali menekan pasar aset kripto. Harga Bitcoin (BTC) sempat anjlok ke titik terendah US$104.601 sebelum pulih ke kisaran US$106.662. Berdasarkan data dari Upbit Indonesia, fluktuasi mencapai sekitar 2% dalam 24 jam terakhir.

        Ketegangan politik di Timur Tengah, termasuk potensi eskalasi nuklir, membuat investor global menarik dana dari aset berisiko tinggi seperti kripto. Situasi ini menunjukkan bahwa meski aset digital sering digadang sebagai alternatif sistem keuangan tradisional, sensitifitasnya terhadap ketidakpastian global masih tinggi.

        Chief Operating Officer Upbit Indonesia, Resna Raniadi, mengingatkan pentingnya diversifikasi portofolio dan pemahaman terhadap profil risiko. Ia mengimbau investor untuk tidak mengambil keputusan berdasarkan kepanikan sesaat.

        Baca Juga: AS-Iran Diambang Perang, Harga Bitcoin Turun ke US$104.000

        “Penting bagi investor untuk memahami profil risikonya masing-masing, tidak mengambil keputusan berdasarkan kepanikan sesaat, dan menjaga diversifikasi portofolio sebagai bentuk perlindungan diri,” ujar Resna dalam pernyataan resmi, Rabu (18/6/2025).

        Upbit menekankan bahwa volatilitas merupakan karakteristik alami dari pasar kripto, terlebih dalam situasi global yang penuh ketidakpastian. Meski fluktuatif, Resna menilai bahwa dasar teknologi blockchain tetap solid.

        “Kami memahami bahwa situasi global yang penuh ketidakpastian bisa menimbulkan kekhawatiran. Namun, perlu diingat bahwa volatilitas adalah bagian dari dinamika alami pasar aset digital,” jelasnya.

        Baca Juga: Kondisi Geopolitik Global Membaik, Bitcoin Diprediksi Tembus US$108.000!

        Resna menambahkan bahwa dengan fundamental yang kuat dan adopsi global yang terus tumbuh, aset digital dinilai memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan.

        “Fundamental teknologi blockchain tetap kuat. Dalam jangka panjang, kami percaya potensi aset digital tidak hanya bertahan, tetapi akan terus berkembang seiring meningkatnya adopsi global," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: