Dolar Menguat, Pasar Taruhan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Makin Kuat
Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Dolar Amerika Serikat (USD) menguat terhadap mayoritas mata uang utama pada perdagangan Rabu (2/7). Hal itu terjadi setelah data ekonomi memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) di September.
Dilansir dari Reuters, Kamis (3/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya termasuk euro dan yen, naik 0,154% menjadi 96,786. Ia sebelumnya mencatat sembilan hari penurunan berturut-turut.
Baca Juga: Bursa Eropa Menguat, Investor Saham Sambut Baik Update Tarif Trump
Sentimen dolar sempat melemah namun kembali menguat setelah laporan dari ADP National Employment AS. Laporan itu menunjukkan bahwa payroll sektor swasta menyusut untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir pada bulan Juni. Data ini meningkatkan ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga bisa terjadi lebih cepat, yakni pada bulan September.
Adapun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sukses meloloskan rancangan aturan pemangkasan pajak dan belanja besar-besaran yang diperkirakan akan menambah utang nasional sebesar US$3,3 triliun. Perdebatan mengenai undang-undang tersebut kini kembali dilanjutkan di Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Menurut Kepala Riset FX G10 Global Standard Chartered, Steve Englander logika pasar saat ini adalah menunggu update kesepakatan dagang dari AS.
“Jika tidak ada negara yang mencapai kesepakatan dagang, maka tekanan justru berada pada mereka dan itu negatif bagi dolar karena semua penyesuaian, termasuk rancangan aturan fiskal, akan terganggu," ungkapnya.
Trump baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dagang dengan Vietnam. Kesepakatan tersebut menurunkan tarif rencana dan berpotensi mendorong negara lain mengikuti langkah serupa sebelum tenggat tarif 9 Juli.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Melemah, Pasar Saham Kembali Dibuat Khawatir Ucapan Trump
"Tapi jika ada negara yang mulai menyelesaikan kesepakatan, maka negara yang tertinggal justru akan dirugikan. Ini justru menjadi sinyal positif bagi risiko secara umum karena pasar merasa nyaman bahwa kesepakatan dagang akan tercapai," ungkap Englander.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: