Kredit Foto: Unsplash/Micro Stock Hub
Sektor perbankan nasional menunjukkan tanda-tanda perlambatan menjelang laporan keuangan semester I 2025. Pertumbuhan kredit menurun dan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) meningkat, menandakan bank kini lebih berhati-hati dalam penyaluran pembiayaan.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyatakan bahwa tren ini mengindikasikan perubahan sikap dari bank, terutama bank milik negara, yang kini cenderung lebih konservatif.
“Pertumbuhan kredit memang menurun signifikan dibanding kuartal sebelumnya. Di sisi lain, non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah juga meningkat,” ujar Rully, Selasa (15/7/2025).
Baca Juga: Soroti Ketimpangan Kredit Korporasi dan UMKM, OJK Minta Perbankan Adaptif
Ia menjelaskan bahwa situasi ini wajar, mengingat tekanan eksternal dan beban penugasan terhadap perbankan BUMN untuk mendukung proyek-proyek strategis pemerintah. Salah satu kekhawatiran pasar adalah potensi penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor berisiko tinggi seperti energi terbarukan.
“Bank akan berpikir dua kali jika harus menyalurkan dana ke sektor yang belum menjanjikan imbal hasil cepat,” jelasnya.
Rully menambahkan bahwa Bank Indonesia sendiri telah beberapa kali menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini. Revisi tersebut dianggap mencerminkan kondisi riil di lapangan, di mana pelaku usaha dan bank sama-sama bersikap konservatif.
Baca Juga: OJK Pastikan Ketahanan Perbankan Terjaga Meski Geopolitik Memanas
Ia memperkirakan bahwa kinerja perbankan pada kuartal II 2025 tidak akan jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya. Bahkan, kemungkinan pertumbuhan kredit akan lebih rendah, sementara tekanan terhadap likuiditas masih berlanjut.
“Perbankan sedang dalam fase berhati-hati. Kita mungkin belum akan melihat lonjakan signifikan dalam kinerja mereka hingga kuartal akhir tahun ini,” tambahnya.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa peran sektor perbankan dalam menopang perekonomian tetap krusial. Namun, ia mengingatkan agar penyaluran kredit dilakukan secara selektif guna menjaga kualitas portofolio perbankan di tengah ketidakpastian global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: