Rupiah Menguat Tipis, Pasar Dibayangi Ketegangan Dagang AS-UE dan Tekanan Politik The Fed
Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 3 poin ke level Rp16.319 per dolar AS pada Selasa (22/7/2025), di tengah sentimen global yang masih diliputi ketidakpastian. Pasar keuangan tertekan oleh ancaman perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa serta tekanan politik terhadap bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Ancaman tarif 30% dari Presiden AS Donald Trump terhadap produk-produk Uni Eropa menjelang tenggat 1 Agustus memicu kekhawatiran pasar. Uni Eropa juga mengisyaratkan potensi balasan tarif, memperbesar risiko eskalasi dagang lintas Atlantik.
"Minimnya kemajuan dalam perundingan membuat pasar cemas terhadap arah kebijakan perdagangan global," ujar Ibrahim Assuaibi, analis mata uang dan komoditas, Selasa (22/7/2025).
Baca Juga: Tarif AS dan Lemahnya Belanja Pemerintah Bikin Rupiah Melemah ke Level Rp16.323
Tekanan terhadap indeks dolar AS turut meningkat setelah Ketua The Fed Jerome Powell dilaporkan ke Kongres AS atas dugaan penyampaian keterangan tidak benar terkait renovasi markas The Fed senilai US$2,5 miliar. Meskipun dampak hukum masih belum jelas, gejolak politik ini menambah lapisan risiko baru bagi pasar.
Pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan 30 Juli mendatang, dengan probabilitas 97% tetap dan hanya 3% kemungkinan pemangkasan. Pidato Powell dan data manufaktur Richmond menjadi indikator utama yang dinantikan pelaku pasar.
Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Naik, Buat Rupiah Terkapar
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026 berada di kisaran 4,70% hingga 5,50%, dipengaruhi perlambatan global, terutama dari Amerika Serikat dan China. Pemerintah merespons dengan kebijakan fiskal dan moneter ekspansif, termasuk subsidi upah, bantuan pangan, dan insentif tarif tol, serta pelonggaran suku bunga untuk mendongkrak konsumsi dan investasi.
Namun, Ibrahim menilai stimulus yang ada saat ini masih bersifat penahan, belum cukup kuat mendorong percepatan ekonomi. “Kebijakan yang diterapkan saat ini lebih bersifat countercyclical jangka pendek untuk menjaga agar pertumbuhan tetap bertahan di level 5%,” katanya.
Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu (23/7/2025) di kisaran Rp16.310–Rp16.360 per dolar AS, seiring pasar yang masih mencermati perkembangan eksternal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: