Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Daya Beli Lemah, Unilever Tetap Targetkan Pertumbuhan Kuartal Ketiga

        Hadapi Daya Beli Lemah, Unilever Tetap Targetkan Pertumbuhan Kuartal Ketiga Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memproyeksikan pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi pada kuartal III/2025 dibandingkan kuartal sebelumnya. Optimisme ini ditopang strategi transformasi portofolio, efisiensi biaya, serta upaya penyesuaian terhadap tekanan daya beli masyarakat.

        Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyatakan bahwa perusahaan melihat momentum pemulihan yang mulai terbentuk, meskipun tidak memberikan panduan kinerja kuartalan.

        “Dibandingkan kuartal kedua tahun ini, kami mengharapkan pertumbuhan lebih tinggi pada kuartal ketiga,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal II/2025, Kamis (31/7/2025).

        Baca Juga: Unilever Indonesia Kantongi Laba Rp2,2 Triliun di Semester I 2025, Turun 12,6%!

        Benjie mengakui daya beli konsumen masih tertekan, sehingga Unilever fokus pada keterjangkauan dan relevansi produk melalui evaluasi menyeluruh terhadap portofolio, layanan, dan distribusi. “Kami rombak brand yang lemah, sesuaikan stok, dan tingkatkan layanan,” katanya.

        Dari sisi operasional, perusahaan berhasil menekan biaya hingga 5,5% secara tahunan. Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, menjelaskan bahwa efisiensi dilakukan di seluruh lini bisnis, mulai dari pabrik, distribusi, hingga penjualan. “Efisiensi ini juga memberi ruang untuk memperkuat brand utama,” jelasnya.

        Baca Juga: Tak Gentar Hadapi Rojali, Unilever Pilih Rombak Strategi

        Pada semester I/2025, Unilever mencatat laba bersih Rp2,2 triliun, turun 12,6% secara tahunan, tetapi melonjak 139% dibanding semester II/2024. Penjualan bersih mencapai Rp18,2 triliun, terkoreksi 4,4% yoy, namun tumbuh 13,1% dari semester sebelumnya.

        Margin laba kotor dan laba sebelum pajak menurun secara tahunan, tetapi membaik signifikan dibanding paruh kedua 2024. Lebih dari 55% portofolio merek menunjukkan pertumbuhan, termasuk Pepsodent, Lifebuoy, Royco, dan Bango. Strategi promosi, peluncuran produk murah, dan perluasan distribusi turut menopang pemulihan kinerja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: