- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Bursa Asia Ditutup Mixed, Saham Fintech China Dikerek Isu Stablecoin Yuan!
Kredit Foto: Reuters/Paul Yeung
Bursa Asia kembali ditutup dengan hasil yang bervariasi dalam perdagangan di Kamis (21/8). Investor masih bersikat wait and see selagi mencerna sejumlah isu ekonomi seperti melunaknya sikap atas kripto dari China.
Dilansir Jumat (22/8), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China kembali mencatatkan kenaikan dalam sesi kali ini:
- Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,24% ke 25.104,61.
- CSI 300 (China): Naik 0,39% ke 4.288,07.
- Shanghai Composite (China): Naik 0,13% ke 3.771,10.
- Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,65% ke 42.610,17.
- Topix (Jepang): Turun 0,52% ke 3.082,95.
- Kospi (Korea Selatan): Naik 0,37% ke 3.141,74.
- Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,05% ke 777,24.
Secara keseluruhan, investor global tengah menantikan pidato dari Ketua Federal Reserve (The Fed( Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole di Amerika Serikat (AS). Ia disinyalir akan memberikan petunjuk kebijakan moneternya pada Jumat (22/8).
Adapun China menjadi sorotan menyusul lonjakan saham-saham fintech dan stablecoin-concept setelah laporan bahwa negara tersebut tengah melakukan perubahan besar dalam sikap terhadap aset digital seperti kripto.
China dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan penggunaan stablecoin berbasis yuan untuk pertama kalinya. Langkah ini diproyeksikan dapat memperluas adopsi global mata uang yuan.
Baca Juga: Tak Hanya Investasi, China Ingin Afghanistan Gabung Belt and Road Initiative
Jika rencana penggunaan stablecoin tersebut disetujui, hal ini akan menandai perubahan signifikan dalam kebijakan negara itu terhadap aset digital. Sebelumnya, China melarang perdagangan dan penambangan kripto karena kekhawatiran terhadap stabilitas sistem keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: