Kredit Foto: Kemenkeu
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menilai target pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% sulit terealisasi.
Ia menekankan tren pertumbuhan Indonesia dalam dua dekade terakhir hanya rata-rata 4,8%, sehingga menggandakan capaian historis menjadi tantangan besar.
“Untuk tumbuh 8% itu tidak mudah. Apalagi di triwulan pertama kita di bawah 5%, meski triwulan kedua naik di 5,12%. Ke depan kita harapkan tumbuh, tapi untuk mencapai 8% rasanya tidak mudah,” ujar Aviliani dalam Seminar Nasional Seri-5 bertajuk Meningkatkan Rasio Perpajakan di Tengah Tekanan Ekonomi: Strategi & Solusi, Selasa (26/8/2025).
Baca Juga: RAPBN 2026 Dinilai Berisiko Tekan Pertumbuhan Ekonomi
Menurutnya, kondisi global yang penuh ketidakpastian menjadi hambatan utama. Kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, lanjut Aviliani, masih menimbulkan ketidakpastian yang membuat pelaku usaha memilih bersikap wait and see.
Aviliani mengingatkan bahwa Indonesia pernah mencatat pertumbuhan tertinggi pada 2007. Namun sejak pandemi Covid-19, ekonomi hanya stagnan di kisaran 5%.
“Kalau skenario pemerintah mencapai target 8%, maka beberapa tahun ke depan perekonomian harus tumbuh di atas 6%. Kalau tidak, akan sulit untuk tercapai. Kita mendukung pemerintah untuk tumbuh tinggi, tapi harus realistis, karena jika tidak, sulit bagi pelaku usaha menjadikannya asumsi,” tegasnya.
Baca Juga: Pemerintah Incar Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tingga di 2026, Ini Strateginya!
Ia menilai kapasitas fiskal dan produktivitas domestik masih terbatas. Tanpa dorongan signifikan dari sektor manufaktur, pertanian, dan penciptaan lapangan kerja, target pertumbuhan tinggi hanya akan menjadi wacana.
Pernyataan Aviliani menanggapi harapan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 8% pada 2027 atau 2028. Target tersebut sebelumnya juga ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional 2024.
“Kalau skenario pertumbuhan ini ingin diwujudkan, pemerintah perlu fokus pada fondasi ekonomi produktif, bukan hanya proyeksi optimistis,” kata Aviliani menekankan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri