Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Keberadaan dua lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) di Indonesia yakni Danantara dan INA dinilai justru bisa memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan investasi global.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan banyak negara di dunia yang mempunyai SWF lebih dari satu.
Ini misalnya Singapura, China, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, hingga Korea Selatan. Ia menilai Singapura misalnya membedakan tugas masing-masing SWF miliknya.
"GIC fokus pada return dan harus berinvestasi di luar Singapura,” katanya.
Baca Juga: Perekonomian Global Menantang, INA dan Danantara Bisa Menjadi Katalis Investasi Asing
Sementara itu, Wijayanto menyebut Temasek fokus pada tugas-tugas strategis untuk membuat Singapura selalu menjadi hub penting ekonomi kawasan. Sekitar 27% investasi Temasek berada di dalam negeri, sementara sisanya di luar negeri.
Wijayanto melanjutkan, INA dan Danantara bisa saling bekerja sama baik dengan penugasan yang berbeda ataupun sama sekalipun.
"Tidak ada masalah. Danantara dan INA bisa kolaborasi menggarap proyek yang sama, atau berbeda sama sekali,” katanya.
Wijayanto bahkan menyebut ketika keduanya bersaing pun tidak ada persoalan. “Justru bagus Indonesia yang akan menikmati aliran investasi terbaik,” katanya.
Salah satu bentuk kolaborasi yang sedang dijajaki adalah kerjasama tiga pihak antara INA, Danantara dan perusahaan Perancis, Eramet. Ketiga entitas tersebut tengah menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel, mulai dari operasi hulu hingga hilir.
Danantara dan INA juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Eramet untuk kerja sama pengelolaan mineral kritis yang mendukung ekosistem kendaraan listrik dan hilirisasi nikel.
Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari 21 komitmen antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka Jakarta pada 28 Mei 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat