Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukungan Pemerintah Diperlukan Agar Kuliner RI Tembus Pasar Internasional

        Dukungan Pemerintah Diperlukan Agar Kuliner RI Tembus Pasar Internasional Kredit Foto: Dok. Kemenekraf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya mendorong para pegiat ekraf pada subsektor kuliner membawa semangat untuk naik kelas di tengah pertumbuhan investasinya yang sedang pesat.

        Dorongan tersebut disampaikan Menteri Ekraf dalam audiensi bersama jenama kuliner Butter Baby yang berlangsung di kantor Kementerian Ekraf, Jakarta, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Industri Kreatif Berkaitan Sangat Erat dengan Ekosistem Gig Economy

        Dalam kesempatan tersebut, Menteri Ekraf mengatakan Butter Baby bukan sekadar merek makanan dan minuman (Food and Beverages/F&B), tetapi juga memiliki potensi besar sebagai kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) yang bisa dikembangkan lintas sektor.

        “Kami senang menyambut Butter Baby, brand asli Indonesia yang memiliki visi go international. Mereka membawa semangat Jakarta sebagai kota modern dan destinasi wisata utama, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujar Menteri Ekraf, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Selasa (23/9).

        Berdasarkan data Bea Cukai yang diolah Kementerian Ekraf, nilai ekspor kuliner meningkat dari USD 679 juta pada semester I 2024 menjadi USD 767 juta pada semester I 2025. Tren positif ini memperkuat peran sektor kuliner sebagai salah satu penggerak utama ekonomi kreatif nasional. 

        Menteri Ekraf Teuku Riefky menambahkan, dukungan pemerintah diperlukan agar brand kuliner nasional mampu menembus pasar internasional.

        “Kami berharap dapat membantu Butter Baby memperluas jangkauan, tidak hanya di bidang F&B tetapi juga ke sektor lain seperti merchandise dan produk kreatif lain,” imbuhnya.

        Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi merek kuliner Indonesia lain untuk memperkuat identitas kreatif mereka. Butter Baby hadir dengan konsep unik, mengangkat karakter animasi 'Butter Alien' sebagai IP inti. Cerita ini menggambarkan tokoh pahlawan dari planet yang tengah menghadapi krisis lingkungan dan harus mencari sumber mentega baru di alam semesta.

        Dalam perjalanannya, Butter Alien berhadapan dengan musuh bernama 'Sour Baby' dan akhirnya mendarat di Bumi, tepatnya di Jakarta, yang menjadi panggung awal kisahnya. Konsep ini membuat Butter Baby tidak hanya menjual produk, tetapi juga pengalaman bercerita yang dekat dengan keseharian masyarakat.

        “Kami menciptakan IP yang dinamis dan terus tumbuh, seolah-olah Butter Baby adalah sosok hidup yang merasakan pengalaman manusia. Cerita ini kami hadirkan melalui media sosial agar relevan dan mudah viral,” kata Henry Burch selaku Founder Butter Baby.

        Ia juga mengungkapkan rencana membangun patung ikonik Butter Baby yang melibatkan seniman Indonesia terbaik sebagai sarana memamerkan karya seni dan menciptakan berbagai aktivasi kreatif. Nick Burch, Founder lainnya, menekankan daya tarik ekosistem kreatif Indonesia sebagai alasan berinvestasi.

        “Kami percaya budaya anak muda di sini sangat potensial untuk melahirkan dan mengekspor ide-ide IP kreatif. Terus terang, saya juga jatuh cinta pada keramahan masyarakat Indonesia yang menurut saya paling hangat dan tulus di dunia,” ungkap Nick.

        Tenaga Ahli Menteri Ekonomi Kreatif Gemintang Kejora Mallaranggeng menyambut positif kolaborasi ini. Ia berharap kehadiran Butter Baby menjadi inspirasi bagi pelaku industri F&B lain untuk mengembangkan bisnis kreatif dan berani menembus pasar global.

        “Kami ingin semakin banyak brand lokal yang berani mengembangkan IP dan berinvestasi di Indonesia,” tuturnya.

        Kementerian Ekraf menilai pendekatan berbasis IP membuka peluang bagi pengembangan produk turunan, kolaborasi seni, hingga promosi destinasi wisata. Strategi ini sejalan dengan misi Kementerian Ekraf untuk mendorong subsektor kuliner menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi kreatif. Langkah strategis ini diharapkan menjadi pemicu bagi lebih banyak merek kuliner Indonesia untuk bertransformasi menjadi kekayaan intelektual bernilai tinggi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: