Kredit Foto: Dian Swastika Sentosa
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) angkat bicara mengenai transaksi jumbo saham Perseroan yang terjadi di pasar negosiasi pada 19 September 2025. Transaksi tersebut melibatkan sekitar 299 juta lembar saham dengan total nilai mencapai Rp32 triliun.
Direktur DSSA, Daniel Cahya, dalam keterbukaan informasi, menyatakan bahwa transaksi ini tidak berkaitan dengan pemegang saham utama.
"Transaksi ini bukan merupakan transaksi yang dilakukan pemegang saham utama ataupun bagian dari penjualan saham treasuri Perseroan. Sampai dengan tanggal surat ini, Perseroan tidak memiliki informasi mengenai pihak- pihak lain yang melakukan transaksi tersebut," ungkap Daniel.
Baca Juga: DSSA Tawarkan Obligasi dan Sukuk Rp1,5 Triliun, Fokus Restrukturisasi dan Ekspansi
Ia juga memastikan sisa saham hasil buyback masih tersimpan dan belum dialihkan ke pihak mana pun.
"Transaksi tersebut tidak berkaitan dengan pengalihan kembali saham hasil buyback Perseroan. Saat ini, sisa saham hasil buyback Perseroan masih tercatat sebagai saham treasuri dan belum dialihkan kembali kepada pihak manapun," jelasnya.
Lebih lanjut, Daniel menuturkan bahwa sampai saat ini dan sepanjang pengetahuan Perseroan, tidak terdapat informasi atau fakta material lainnya yang berpotensi mempengaruhi keputusan investasi pemodal atau harga saham Perseroan, yang belum diungkapkan ke publik.
Sebelumnya, Perseroan telah mengumumkan beberapa rencana aksi korporasi di antaranya, penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap IV Tahun 2025 dengan bunga tetap 6,875% per tahun berjangka waktu lima tahun, serta penerbitan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2025.
Baca Juga: Pendapatan Susut, Laba Emiten Sinarmas Grup (DSSA) Ambruk 48,88% di Semester I 2025
Sukuk ini terdiri dari dua seri, yakni Seri A dengan indikasi bagi hasil ekuivalen 6,25% per tahun dan tenor tiga tahun, serta Seri B dengan indikasi bagi hasil ekuivalen 6,875% per tahun dan tenor lima tahun. Total pokok sukuk yang ditawarkan mencapai Rp1,5 triliun.
Selain itu, DSSA juga tengah mempersiapkan kemitraan strategis dengan PT FirstGen Geothermal Indonesia, yang merupakan anak usaha dari Energy Development Corporation. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi DSSA dalam sektor energi terbarukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: