Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PTPN IV Pastikan Tak Ada Konversi Kebun Teh Jadi Sawit

        PTPN IV Pastikan Tak Ada Konversi Kebun Teh Jadi Sawit Kredit Foto: Antara/Seno
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PTPN IV Regional II menegaskan tidak ada rencana mengonversi kebun teh Sidamanik dan Bah Butong di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi perkebunan kelapa sawit. Perusahaan hanya melakukan optimalisasi terhadap lahan diberakan atau lahan tidur agar tetap produktif dan bernilai ekonomi.

        Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN IV Regional II, Muhammad Ridho Nasution, mengatakan langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menjaga aset negara sekaligus memastikan keberlanjutan bisnis. “PTPN IV Regional II sama sekali tidak akan melakukan konversi atau mengubah total kebun teh Sidamanik dan Bah Butong menjadi kebun sawit. Aksi korporasi yang dilakukan tak lain adalah mengoptimalkan lahan diberakan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/10).

        Ridho menjelaskan, lahan diberakan merupakan lahan yang tidak produktif selama bertahun-tahun dan berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan serta negara. Melalui optimalisasi, lahan tersebut ditanami kelapa sawit sebagai alternatif komoditas yang berkelanjutan tanpa mengganggu kebun teh yang sudah ada.

        Baca Juga: Kebun Teh Milik Negara Rusak, PTPN Regional Ambil Jalur Hukum

        Menurut kajian internal, penanaman teh di lahan tidur dinilai tidak efisien karena tingginya biaya produksi. “Langkah optimalisasi telah mempedomani seluruh ketentuan hukum yang berlaku dan juga telah mendapatkan atensi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),” kata Ridho.

        Dalam dua tahun terakhir, unit kebun teh PTPN IV Regional II menunjukkan performa positif setelah lama terpuruk. Kebun Teh Bah Butong mencatatkan laba positif untuk pertama kalinya dalam 25 tahun pada Mei 2025.

        Selain itu, Teh Butong berhasil meraih penghargaan utama dalam ajang National Tea Competition (NTC) 2025 di Yogyakarta pada 22 Mei 2025, sementara Pabrik Teh Tobasari juga masuk dalam jajaran pemenang kompetisi tersebut. Tahun sebelumnya, unit Kebun dan Pabrik Teh PTPN IV Regional II juga meraih penghargaan Turn Around Terbaik di lingkungan subholding PalmCo, berkat keberhasilan keluar dari kondisi rugi berkepanjangan.

        Baca Juga: PTPN IV PalmCo dan Pemkot Medan Perkuat Sinergi Pembangunan Berkelanjutan

        Produk teh unggulan PTPN IV Regional II, seperti Teh Butong dan Teh Tobasari, kini telah menembus pasar premium dan digunakan di sejumlah hotel ternama, termasuk Hotel Sinabung Hills Berastagi.

        Ridho menyebut, PTPN IV Regional II mendukung pandangan Bupati Simalungun bahwa kebun teh bukan sekadar aset ekonomi, melainkan warisan sejarah dan sumber penghidupan masyarakat. “Kami sepakat, kebun teh di Simalungun adalah bagian dari jati diri daerah dan harus dijaga,” ujarnya.

        Selain mempertahankan keberadaan kebun teh, perusahaan juga menjalankan program konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan di kawasan Sidamanik. Upaya tersebut mencakup pembangunan embung, pendalaman parit sepanjang lebih dari tiga kilometer dengan lebar dua hingga tiga meter, serta pengendalian banjir dan erosi tanah.

        “Perusahaan akan selalu berupaya agar optimalisasi lahan ini memberi manfaat bagi masyarakat sekaligus menjaga ekosistem kawasan,” kata Ridho.

        Baca Juga: BPDP tampilkan Produk UMKM Sawit dalam Inacraft

        Baca Juga: BPDP Dorong SDM Unggul Sawit Menuju Indonesia Emas 2045

        Dengan langkah tersebut, PTPN IV menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara profitabilitas, keberlanjutan, dan pelestarian budaya lokal yang melekat pada industri teh di Simalungun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: