Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kritik Ucapan Powell, Rezim Trump Ingin Punya Ketua The Fed Baru Sebelum Natal

        Kritik Ucapan Powell, Rezim Trump Ingin Punya Ketua The Fed Baru Sebelum Natal Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengkritik ucapan dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Hal ini terkait dengan sinyal pemangkasan suku bunga di Desember 2025.

        Bessent mengatakan bahwa ucapan sosok tersebut tersebut yang meragukan pemangkasan lanjutan tahun ini menunjukkan perlunya reformasi besar-besaran dalam The Fed. 

        Baca Juga: Menkeunya Trump Nilai The Fed Butuh Reformasi Besar

        “Keputusan The Fed kemarin saya apresiasi, tetapi bahasa yang digunakan menunjukkan bahwa lembaga ini terjebak di masa lalu. Perkiraan inflasi mereka tahun ini sangat buruk, dan model mereka rusak,” ujar Bessent, dilansir dari Fox Business, Senin (3/11).

        Bessent mengatakan dirinya akan melakukan gelombang kedua wawancara terhadap kandidat pengganti Ketua The Fed Jerome Powell di Desember. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan hal itu diharapkan dapat memilih penggantinya sebelum Natal.

        Ia juga mengkritik langkah bank sentral yang mengisyaratkan tidak akan kembali menurunkan suku bunga pada Desember, dengan alasan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang “terus-menerus meleset.”

        “Kami akan mencari pemimpin yang bisa mereformasi total institusi ini, baik dari sisi proses maupun mekanisme internalnya,” katanya.

        Sebelumnya, Jerome Powell menyebut adanya perbedaan pandangan dalam bank sentral serta minimnya data ekonomi resmi akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) menjadi hambatan bagi pemangkasan lanjutan.

        Baca Juga: Wall Street Dibayangi Sikap Hati-hati The Fed dan Shutdown Pemerintah AS

        The Fed memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase untuk meredam pelemahan pasar tenaga kerja, namun dalam pernyataannya menyoroti keterbatasan data ekonomi yang dapat memperlambat pengambilan keputusan ke depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: