- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Sampah Jadi Listrik Disebut Hasilkan Gas Berbahaya, Pemerintah : Tidak akan Ada
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan bahwa gas buang dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) aman bagi lingkungan. Penegasan ini sekaligus menjawab narasi Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) yang menyebut teknologi insinerator menghasilkan logam berat, dioksin, partikulat, hingga gas rumah kaca (GRK).
Menurut Yuliot, teknologi insinerator membakar sampah hingga 900 derajat celcius. Teknologi ini juga menerapkan sistem pembakaran tertutup yang dirancang untuk meminimalkan emisi, asap, dan bau.
"Justru dengan teknologi (insinerator), dengan pembakaran sampai 900 derajat celcius, ya berarti kan gas buangnya pun ini dilakukan pengolahan, itu justru tidak mencemari terhadap lingkungan. Seperti di Singapura itu kan mereka juga sudah cukup lama," ujar Yuliot di KESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Baca Juga: Menko Airlangga : Patriot Bond Siap Danai PLTSa
Ia menegaskan, waste-to-energy (WTE) menjadi solusi strategis untuk mengatasi krisis sampah yang semakin mengkhawatirkan. KESDM, kata dia, terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga untuk memastikan standar baku mutu dijalankan ketat.
"Tidak akan ada gas buang yang mencemari lingkungan. Karena kita menetapkan standar baku mutu… kalau ada yang terdampak lingkungan, ya kita juga itu akan koordinasikan dengan kementerian lingkungan (KLH)" tegasnya.
Sebelumnya, AZWI dalam unggahan Instagram menyebut PLTSa dapat menimbulkan masalah baru mulai dari karakter sampah Indonesia yang basah hingga persoalan abu, mikroplastik, dan emisi.
"PLTSA/PSEL sering disebut solusi modern buat munahin sampah. Tapi kenyataan masih nyisain banyak masalah… abu sisa pembakaran, dan emisinya yang bisa nyebar jadi racun buat lingkungan dan kesehatan," tulis AZWI dalam unggahannya.
Baca Juga: Pekan Ini Danantara Siap Lelang 7 Proyek PLTSa, Target Groundbreking Awal 2026
Update Proyek Nasional PLTSa: Tender Dimulai, 7 Kota Siap Masuk Batch Pertama
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara memastikan kesiapan menjalankan proyek Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) tahap pertama (batch 1). Proyek ini menjadi milestone investasi sovereign wealth fund (SWF) Indonesia dalam mendorong transformasi energi dan perbaikan tata kelola sampah nasional.
Managing Director Investment BPI Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menyampaikan bahwa tender PSEL batch 1 dimulai 6 November 2025 untuk tujuh kota yang telah dinyatakan siap oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
"Ada tujuh kota yang masuk di batch pertama dan targetnya total 33–34 kota. Siapa yang siap, langsung kita jalankan," jelas Stefanus, Senin (3/11/2025).
Kota-kota yang masuk tahap awal antara lain Bogor, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, dan Bekasi.
Baca Juga: BPI Danantara Dapat Mandat Kawal Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi
Libatkan 24 Penyedia Teknologi Global
Untuk batch pertama, Danantara telah menyeleksi 24 penyedia teknologi incinerator internasional yang tercantum dalam Daftar Penyedia Teknologi (DPT). Tingginya minat investor, kata Stefanus, menunjukkan kuatnya potensi bisnis sektor WTE di Indonesia.
"Dari satu bulan lalu minatnya sangat banyak… banyak pihak yang melihat ini sebagai peluang investasi yang bagus,” ujarnya.
Seluruh penyedia teknologi wajib membentuk konsorsium dengan mitra lokal—swasta, BUMN, atau BUMD—sebagai bagian dari strategi transfer teknologi. Pembatasan jumlah kemenangan tender per konsorsium juga diterapkan demi mengelola risiko.
"Kami tidak ingin satu konsorsium bisa menang terlalu banyak… kami ingin ada manajemen risiko yang baik,” katanya.
Stefanus menekankan urgensi pembangunan PLTSa, mengingat Indonesia menghasilkan 50 juta ton sampah per tahun dan hanya 40 persen yang terkelola dengan baik.
Baca Juga: Proyek WTE Diminati, Pandu Sjahrir: IRR nya Bagus
"Artinya, 60 persen sisanya berpotensi mencemari lingkungan. Banyak yang dibakar di depan rumah, menyebabkan polusi udara," tegasnya.
Groundbreaking Ditargetkan Mulai Awal 2026
Dengan tender batch pertama yang berjalan pekan ini, Danantara menargetkan penetapan konsorsium pemenang pada kuartal I 2026 dan mulai groundbreaking di awal tahun.
"Ini proyek pertama… pada kuartal I tahun depan, bulan Maret atau April, setiap kota sudah memiliki konsorsium pemenang dan bisa groundbreaking di awal tahun 2026," tutup Stefanus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo