Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        The Fed: Kebijakan Imigrasi Trump Bukan Penyebab Rendahnya Pertumbuhan Tenaga Kerja AS

        The Fed: Kebijakan Imigrasi Trump Bukan Penyebab Rendahnya Pertumbuhan Tenaga Kerja AS Kredit Foto: Instagram/Donald Trump
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Federal Reserve (The Fed) San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa perlambatan pertumbuhan tenaga kerja kemungkinan lebih disebabkan oleh melemahnya permintaan terhadap pekerja, bukan karena penurunan pasokan tenaga kerja akibat kebijakan imigrasi yang diperketat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

        Daly mengatakan, perlambatan pertumbuhan upah menunjukkan bahwa penurunan angka perekrutan bulanan mencerminkan kebutuhan tenaga kerja yang menurun, bukan sekadar kesulitan mencari karyawan baru. Diketahui, pertumbuhan lapangan kerja bulanan turun dari 150.000 ke 50.000.

        Baca Juga: Perusahaan Tambang Bitcoin Milik Keluarga Trump Kuasai 4.004 BTC

        “Permintaan terhadap pekerja telah turun dan kebetulan saja hal itu terjadi bersamaan dengan penurunan pasokan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran tetap stabil,” kata Daly, dilansir dari Reuters, Selasa (11/11).

        “Jika perlambatan ini lebih bersifat struktural akibat pasokan tenaga kerja, maka pertumbuhan upah seharusnya meningkat, bukan melambat," tambahnya.

        Daly tidak menyebut apakah ia mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan akhir tahun mendatang. Namun pandangannya menegaskan bahwa perubahan suku bunga paling berdampak pada sisi permintaan tenaga kerja, bukan perubahan struktural seperti penurunan jumlah pekerja asing.

        Daly juga menilai dampak tarif impor terhadap harga masih terbatas dan belum memicu tekanan inflasi yang lebih luas di AS.

        “The Fed telah secara tepat memangkas suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin persentase pada dua pertemuan terakhir,” ujarnya.

        Namun ia menekankan, bank sentral kini perlu menilai apakah negara masih berisiko mengalami lonjakan inflasi, atau justru memasuki era produktivitas baru yang dipacu kecerdasan buatan (AI) tanpa tekanan harga.

        Baca Juga: The Fed: Pertumbuhan Stablecoin Bisa Pengaruhi Kebijakan Moneter AS

        “Mengambil kebijakan yang tepat memerlukan pikiran terbuka dan bukti dari kedua sisi perdebatan,” tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: