Profesi Akuntan Bertransformasi, IAI Tekankan Peran Guardian of Trust
Kredit Foto: Ist
Di tengah perubahan geopolitik, percepatan transformasi digital, dan tuntutan keberlanjutan global, profesi akuntan dihadapkan pada tantangan baru untuk menjadi penggerak keandalan ekonomi dan penjaga kepercayaan publik.
Dalam momentum International Accounting Day yang dirangkaikan dengan Grand Final Aspiring Professional Accountants Festival (APAFest) 2025, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menegaskan komitmennya membangun generasi akuntan muda yang adaptif, berintegritas, dan siap menghadapi disrupsi global.
Mengusung tema “Future-Ready Accountants: Navigating Global Challenges,” APAFest menjadi ajang strategis bagi mahasiswa akuntansi dari seluruh Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaik sekaligus memperkuat peran akuntan sebagai guardian of trust dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas ekonomi nasional.
Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI Ardan Adiperdana menegaskan bahwa peran akuntan kini telah berevolusi.
“Profesi akuntan kini berada di garis depan transformasi, di mana digitalisasi, keberlanjutan, dan tata kelola yang baik menjadi pendorong utama masa depan ekonomi,” ujarnya.
Menurut Ardan, sebagaimana ditekankan International Federation of Accountants (IFAC), akuntan masa depan harus memiliki kombinasi kompetensi teknis dan digital, etika dan orientasi publik, serta sustainability mindset.
Baca Juga: PP 43/2025 Wajibkan Penyusun Laporan Keuangan Punya Kompetensi Akuntansi
“Akuntan tidak lagi sekadar number crunchers, tetapi juga strategic advisors, guardians of trust, dan difference-makers di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompleks,” tambahnya.
Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sekaligus Dewan Pengawas IAI, Akhsanul Khaq, menilai profesi akuntan kini berada di titik krusial perubahan global.
“Kepercayaan (trust) adalah inti dari profesi akuntan, menjadi penjamin kredibilitas laporan keuangan dan tata kelola publik,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2025 tentang Pelaporan Keuangan yang menjadi tonggak baru bagi ekosistem pelaporan nasional.
“Teknologi hanyalah enabler, tetapi kredibilitas tetap dijaga oleh manusia—para akuntan yang berintegritas,” ujarnya menegaskan.
Direktur Eksekutif IAI, Elly Zarni Husin, menyebutkan bahwa APAFest 2025 mencatat lebih dari 2.000 peserta yang mengikuti berbagai rangkaian kegiatan. Sebanyak 198 mahasiswa akuntansi berprestasi berkompetisi dalam dua ajang utama: APA Championship (APAChamp) dan National APA Award.
Dari ajang APAChamp, 33 tim dari 25 perguruan tinggi di 12 provinsi bersaing ketat hingga terpilih 6 tim finalis. Tim Audit Baddies dari Universitas Sampoerna, Jakarta, keluar sebagai pemenang. Sementara itu, Nicholas Soesilo dari Universitas Airlangga, Surabaya, meraih gelar National APA Award Winner 2025.
Elly menambahkan, APAFest tak sekadar kompetisi, melainkan juga sarana pembinaan talenta muda melalui Corporate Partner Visit, Webinar Series, dan Video Reels Challenge yang menghadirkan para profesional dan pemimpin industri.
Rangkaian APAFest 2025 melibatkan sejumlah mitra strategis seperti Chartered Accountants Worldwide (CAW), ASEAN Federation of Accountants (AFA), serta jurusan akuntansi dari berbagai perguruan tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Bentuk Komite Standar Laporan Keuangan, SAK IAI Tetap Berlaku Selama Transisi
Acara puncak turut dihadiri oleh tokoh nasional dan global, antara lain Prof. Moermahadi Soerja Djanegara (Ketua Dewan Penasihat IAI), Prof. Mardiasmo (Ketua Dewan Pengawas IAI), Sophia Wattimena (Dewan Audit OJK), Ainslie van Onselen (Chair of CAW), dan Ignasius Jonan (Dewan Penasihat IAI).
Menutup acara, Ardan Adiperdana menyampaikan refleksi bahwa profesi akuntansi kini memiliki peran strategis dalam membangun bangsa.
“APAFest dan International Accounting Day mengingatkan kita bahwa profesi akuntansi bukan sekadar tentang angka, tetapi tentang menjaga kepercayaan publik, menegakkan integritas, dan membangun masa depan bangsa yang berkelanjutan,” ujarnya.
Momentum ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, yang menurut Ardan menjadi pengingat bahwa akuntan masa depan Indonesia harus menjadi trustkeepers—pahlawan kepercayaan publik yang berlandaskan etika dan profesionalisme.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: