Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
PT PLN (Persero) terus memperluas penerapan program Electrifying Agriculture (EA) di berbagai daerah. Di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, program ini terbukti meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani bunga krisan di Desa Kakaskasen II.
Ketua Kelompok Tani Krekleli, James Mogi, mengatakan pemanfaatan listrik membawa perubahan besar dalam proses budidaya. Selain untuk penerangan di area green house, listrik juga digunakan untuk sistem penyiraman berbasis pompa air dan pengoperasian peralatan pertanian lainnya.
“Dulu, bunga yang kami tanam hanya bisa dipanen sekitar 60 persen. Setelah ada binaan dan dukungan dari PLN, kami bisa memproduksi lebih baik, sampai 90 persen. Karena pengaruh lampu terhadap bunga ini sangat menentukan produksi,” ujar James di Tomohon.
Baca Juga: Efisiensi 61%, PLTGU Tambak Lorok Bukti Transformasi Energi PLN Indonesia Power
James menambahkan, penggunaan listrik dengan daya 5.500 VA membuat proses budidaya lebih efisien dan hasil panen meningkat tajam.
“Sekarang kami pakai listrik daya 5.500 VA (voltampere), cukup untuk penerangan dan pompa air. Biaya listriknya sekitar Rp600 ribu per bulan, tapi hasil panen bisa mencapai Rp15 juta. Dulu sebelum ada bantuan PLN, penghasilan kami hanya sekitar Rp5 juta,” tambahnya.
Kelompok Tani Krekleli yang beranggotakan 10 petani ini juga telah merasakan manfaat ekonomi yang lebih luas. Selain memenuhi permintaan lokal dari Kota Tomohon yang dikenal sebagai Kota Bunga, kelompok ini bahkan sempat menembus pasar ekspor ke Singapura.
“Waktu itu kami sempat ekspor sedikit ke Singapura. Bunga dari Tomohon diterima karena kualitasnya sangat baik,” kata James.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program EA merupakan bagian dari strategi PLN dalam mendorong transisi energi yang berkelanjutan sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
“PLN tidak hanya menghadirkan listrik sebagai kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai penggerak produktivitas ekonomi rakyat. Melalui EA, kami membantu petani mengadopsi teknologi modern berbasis listrik yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan nilai tambah hasil pertanian,” ujar Darmawan.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (UID Suluttenggo), Usman Bangun menjelaskan bahwa keberhasilan petani bunga krisan di Tomohon menjadi bukti nyata manfaat transisi energi di sektor pertanian.
“Keberhasilan petani bunga Krisan di Tomohon menjadi wujud nyata bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami akan terus memperluas program ini ke berbagai daerah agar manfaatnya dirasakan semakin luas,” ujar Usman.
Usman menambahkan, PLN tidak sebatas memberikan bantuan fasilitas, tetapi juga aktif mendampingi petani melalui edukasi dan solusi teknis untuk pemanfaatan energi yang optimal dan efisien.
“PLN hadir membantu petani di Tomohon melalui penyediaan fasilitas green house dan peralatan berbasis listrik yang mendukung proses produksi bunga Krisan. Dengan penerangan yang cukup, pertumbuhan bunga menjadi lebih optimal,” jelas Usman.
Baca Juga: PLN Sambut Positif Penetapan SNI FABA oleh BSN untuk Dukung Pertanian Produktif dan Berkelanjutan
Program Electrifying Agriculture tidak hanya menyasar petani bunga, tetapi juga peternak dan kelompok usaha lain yang membutuhkan teknologi listrik untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi.
“Kami ingin menciptakan ekosistem berkelanjutan antara PLN, petani, dan masyarakat sekitar. Dengan listrik, produktivitas naik, ekonomi daerah tumbuh, dan kesejahteraan masyarakat pun meningkat,” tutup Usman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: