Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendanaan SMF Tembus Rp14,5 T Hingga September

        Pendanaan SMF Tembus Rp14,5 T Hingga September Kredit Foto: Azka Elfriza
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mencatat penyaluran pendanaan sebesar Rp14,53 triliun hingga kuartal III 2025, mendekati capaian penuh tahun 2024 yang mencapai Rp17 triliun. 

        Kinerja ini disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF, Bonai Subiakto, dalam konferensi pers di Surakarta. 

        Bonai mengatakan bahwa perusahaan menargetkan realisasi 2025 dapat melampaui capaian tahun sebelumnya.

        “Di tahun 2024 kita bisa mencapai Rp17 triliun. Di tahun 2025 sampai dengan September itu Rp14,5 triliun. Harapannya, sampai dengan akhir tahun ini tembus di atas angka 2024,” ujar Bonai, Sabtu (15/11/2025).

        Baca Juga: Rumah Bantuan SMF Sangkrah Dinyatakan Gratis dan Bisa Diwariskan

        Adapun penyaluran tersebut berasal dari dua skema, yakni sekuritisasi dan pembiayaan kepada lembaga penyalur KPR.

        Akselerasi penyaluran pendanaan pada 2025 ikut ditopang geliat permintaan pembiayaan primer di berbagai daerah.

        Selain itu, SMF juga menghimpun sumber pendanaan baru sepanjang 2025 yang mencapai sekitar Rp10 triliun, berasal dari pasar modal dan sumber pendanaan lainnya. Adanya ketersediaan dana tersebut memperkuat kapasitas penyaluran menjelang akhir tahun.

        Baca Juga: SMF Ambil Peran Strategis Biayai Penataan Kumuh Surakarta

        Perusahaan, kata Bonai, tetap menjaga fundamental keuangan di tengah ekspansi pendanaan. Hingga kuartal III 2025, SMF mencatat aset Rp53,66 triliun atau tumbuh 6,7% year-on-year. Pada periode yang sama, liabilitas tercatat Rp32,76 triliun dan ekuitas Rp20,91 triliun.

        Dari sisi profitabilitas, pendapatan SMF mencapai Rp2,43 triliun per September 2025. Laba bersih juga tumbuh 3% secara tahunan menjadi Rp432 miliar.

        Tercatat pula bahwa indikator keuangan lainnya terjaga, seperti return on assets (1,07%), return on equity (2,82%), dan profit margin (17,68%).

        Sedangkan, Rasio non-performing loan (NPL) berada di posisi 0,003%, mencerminkan kualitas portofolio pembiayaan yang tetap terjaga baik di tengah peningkatan penyaluran pendanaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: