Kredit Foto: Andi Aliev
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memberikan penjelasan resmi terkait lonjakan harga sahamnya. Berdasarkan data BEI, saham KRAS telah melesat 279,25% sejak awal tahun (year to date/ytd) hingga bertengger di posisi Rp402 per saham.
Direktur Utama KRAS, Muhammad Akbar Djohan, menegaskan bahwa penguatan tajam tersebut tidak dipicu informasi material yang belum diungkapkan ke publik, melainkan sepenuhnya reaksi pasar terhadap perkembangan kinerja dan program transformasi perseroan.
Ia menyampaikan bahwa perseroan tidak memiliki aksi korporasi, peristiwa hukum, maupun informasi signifikan yang belum disampaikan kepada regulator atau publik.
“Fluktuasi saham KRAS ini murni didorong oleh respons pasar dan tidak ada informasi atau kejadian material yang belum diumumkan ke publik,” ujarnya, dalam konferensi pers daring pada Selasa (25/11/2025).
Baca Juga: Bakal Dapat Kucuran Dana dari Danantara, Bos Krakatau Steel Bilang Gini
Akbar menambahkan bahwa Krakatau Steel masih berfokus menjalankan agenda transformasi menyeluruh, mulai dari efisiensi biaya hingga penataan portofolio anak perusahaan.
Menurut Akbar, kenaikan harga saham yang terjadi mencerminkan pandangan investor terhadap hasil perbaikan internal yang telah berjalan beberapa tahun terakhir.
Perseroan menilai bahwa pasar merespons agenda perbaikan operasional, pemulihan struktur keuangan, serta potensi peningkatan permintaan baja sejalan dengan berjalannya proyek hilirisasi industri nasional.
“Namun sekali lagi, ini adalah persepsi pasar dan bukan sesuatu yang dapat kami kontrol. Kami menghargai kepercayaan investor dan akan terus memastikan tata kelola yang kuat,” kata dia.
Baca Juga: Danantara Kaji Suntikan Modal untuk Pulihkan Krakatau Steel
Dari sisi finansial, Krakatau Steel mencatatkan pembalikan kinerja yang signifikan sepanjang Januari–September 2025. Perseroan membukukan laba bersih US$22,17 juta, berbalik dari rugi US$185,22 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan usaha meningkat 7,39% secara tahunan menjadi US$706,08 juta, ditopang produk baja sebesar US$570,36 juta, segmen sarana infrastruktur US$171,57 juta, serta rekayasa dan konstruksi US$11,86 juta. Setelah eliminasi sebesar US$47,72 juta, perseroan mencatat penurunan laba kotor ke US$53,12 juta akibat kenaikan beban pokok penjualan 10,07% YoY menjadi US$652,97 juta.
Meski margin kotor tertekan, KRAS menilai perbaikan struktur keuangan menjadi faktor kunci pembentukan laba. Perseroan tercatat memperoleh keuntungan dari penyelesaian dini kewajiban utang restrukturisasi senilai US$156,74 juta, yang turut menopang kinerja.
Dari laporan posisi keuangan, kas dan setara kas berada pada level US$71,37 juta atau turun tipis 0,12% YoY, sementara total aset berkurang 2,56% menjadi US$2,82 miliar. Di sisi lain, liabilitas turun 5,27% menjadi US$2,33 miliar, sedangkan ekuitas meningkat 12,76% menjadi US$490,69 juta.
Dengan penjelasan tersebut, manajemen menegaskan kembali bahwa lonjakan harga saham KRAS merupakan dinamika pasar yang tidak terkait isu atau informasi tersembunyi. Perseroan menyatakan akan tetap menjalankan tata kelola korporasi yang transparan di tengah perhatian investor terhadap perbaikan kinerja baja pelat merah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri