Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bergerak Tak Wajar, Saham KIJA, GPRA dan MGRO Masuk Pantauan

        Bergerak Tak Wajar, Saham KIJA, GPRA dan MGRO Masuk Pantauan Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menyampaikan pengumuman kepada pelaku pasar terkait temuan aktivitas transaksi yang dianggap tidak biasa pada saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA). 

        "Dalam rangka perlindungan Investor, dengan ini kami menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," kata BEI.

        Dalam sepekan terakhir, saham KIJA terkoreksi -1,63%, dan setelah pengumuman UMA dirilis, harga sahamnya pada Kamis (27/11) tercatat stagnan di level Rp181.

        Baca Juga: Bursa Cabut Suspensi 3 Saham, Begini Pergerakannya

        Tak hanya KIJA, beberapa saham lain juga ikut masuk daftar UMA. PT Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA) sebelumnya naik 0,74% dalam sepekan dan 7,09% dalam sebulan, namun kini justru melemah -2,16% ke Rp136. Sementara itu, saham PT Mahkota Group Tbk (MGRO) yang sempat menguat 0,65% dalam sepekan, terkoreksi -0,65% ke Rp770.

        BEI menegaskan bahwa pengumuman UMA tidak otomatis menunjukkan adanya pelanggaran terhadap regulasi pasar modal. Namun, bursa menilai pergerakan harga dan transaksi pada saham-saham tersebut perlu dicermati lebih dalam.

        Baca Juga: BEI Setop Sementara Perdagangan Saham BOGA, BHAT dan PADA

        Sehubungan dengan kondisi tersebut, BEI mengimbau investor agar lebih berhati-hati. Bursa meminta investor untuk memperhatikan jawaban dari perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi BEI, mencermati kinerja serta keterbukaan informasi perusahaan, meninjau ulang rencana corporate action apabila belum memperoleh persetujuan RUPS, hingga mempertimbangkan segala potensi risiko sebelum mengambil keputusan investasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: