Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aktivitas Transaksi Melesat, Pasar Modal Catat Rekor Sepanjang 2025

        Aktivitas Transaksi Melesat, Pasar Modal Catat Rekor Sepanjang 2025 Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan IHSG ditutup pada level 8.508,71 atau naik 4,22% secara month to month dan 20,18% secara year to date. Rekor all-time high (ATH) tercipta pada 26 November ketika IHSG menyentuh 8.602,13 dengan kapitalisasi pasar menembus Rp15.711 triliun. 

        Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan penguatan IHSG mencerminkan ketahanan pasar terhadap dinamika global dan meningkatnya minat investor terhadap prospek ekonomi domestik. Sejumlah indeks lainnya turut tumbuh sepanjang 2025.

        “Secara year to date, indeks LQ45 dan IDX80 masing-masing tumbuh 2,31 persen dan 9,38 persen,” ujarnya,  dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK di Jakarta, Kamis (11/12/2025).

        Baca Juga: IHSG Menguat 1,46%, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp15.844 Triliun

        Aktivitas perdagangan saham juga bergerak naik. Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) mencetak rekor tertinggi Rp23,14 triliun pada November 2025. Secara kumulatif sejak awal tahun, RNTH mencapai Rp17,22 triliun, jauh di atas posisi 2024 sebesar Rp12,85 triliun. OJK menilai peningkatan ini ditopang dominasi investor ritel yang kembali aktif di pasar.

        Arus dana asing turut menunjukkan perubahan arah. Investor asing mencatatkan net buy Rp12,20 triliun selama November, sehingga mengurangi akumulasi net sell sejak awal tahun menjadi Rp29,58 triliun. OJK menilai tren pembelian asing dalam dua bulan terakhir mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap pasar keuangan Indonesia.

        Di pasar surat utang, stabilitas tetap terjaga meski terdapat tekanan terbatas. Indeks obligasi komposit ICBI naik 11,07% secara year to date menjadi 436,15, meskipun turun 0,43% secara bulanan. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) meningkat 12,28 basis poin dalam sebulan, tetapi masih lebih rendah 76,08 basis poin dibanding awal tahun. Tekanan jual investor nonresiden pada SBN juga mereda, tercermin dari net sell Rp5,93 triliun, jauh lebih rendah dari Rp30 triliun pada Oktober.

        Baca Juga: BEI Terapkan Non-Cancellation Period Mulai Desember, Selaras dengan Praktik Bursa Global

        Industri pengelolaan investasi melanjutkan tren positif. Per November 2025, nilai Asset Under Management (AUM) mencapai Rp996,60 triliun atau naik 3,11% secara bulanan dan 19,02% secara tahunan. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana mencapai Rp644,41 triliun, tumbuh 4,90% month to month dan 29,07% year to date.

        Dari sisi basis investor, OJK melaporkan penambahan 476 ribu investor baru sepanjang November 2025. Secara tahunan, jumlah investor bertambah 4,80 juta menjadi total 19,67 juta, atau tumbuh 32,29%.

        Penghimpunan dana korporasi juga melampaui ekspektasi. Hingga akhir November 2025, nilai penawaran umum mencapai Rp238,68 triliun, melewati target Rp220 triliun. “Terutama didorong oleh penawaran umum terbatas dan penawaran umum EBUS Tahap II. Sepanjang tahun berjalan, terdapat 18 emiten baru yang melakukan fundraising dengan nilai Rp13,30 triliun,” ujar Inarno. Ia menambahkan terdapat 35 rencana penawaran umum dalam pipeline dengan nilai indikatif Rp32,29 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: