Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        INA Berperan sebagai Katalis Pembangunan Nasional dan Partisipasi Investor Global

        INA Berperan sebagai Katalis Pembangunan Nasional dan Partisipasi Investor Global Kredit Foto: Kementerian PUPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia Investment Authority (INA) angkat bicara terkait perannya di proyek infrastruktur dengan kelayakan ekonomi tinggi seperti Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB) yang memiliki Economic Benefit-Cost Ratio (EBCR) 2,59 dan Belawan New Container Terminal (BNCT) dengan EBCR 1,90.

        Angka kelayakan yang fantastis ini ternyata tidak otomatis menutup kebutuhan intervensi strategis dan modal jangka panjang.

        Head of ESG INA, Fetriza Rinaldy, menjelaskan bahwa intervensi INA bukan ditujukan untuk "membuat proyek menjadi layak", melainkan untuk memastikan bahwa proyek yang strategis secara nasional dapat dikelola secara berkelanjutan, efisien, dan memberikan dampak optimal dalam jangka panjang.

        Menurutnya, EBCR tersebut perlu dipahami sebagai proyeksi penilaian atas kinerja proyek selama proyek berjalan, bukan sebagai indikator kondisi awal sebelum keterlibatan INA.

        "Keterlibatan INA diarahkan untuk merespons kebutuhan pembiayaan infrastruktur berskala besar yang butuh tenor dan modal yang sangat panjang, serta memiliki karakter risiko yang berkembang sepanjang masa konsesi," ujar Fetriza Rinaldy, melalui keterangan tertulis.

        Baca Juga: Didukung SDM Kuat, RI Optimis Hadapi Dinamika Global

        Ia menambahkan, skema pembiayaan konvensional cenderung lebih terfokus pada fase konstruksi atau berbasis pembiayaan utang.

        Oleh karena itu, Fetriza Rinaldy menegaskan, INA bersama mitra investasinya, seperti APG, ADIA (pada BTB) dan DP World (pada BNCT), hadir sebagai penyedia modal jangka panjang.

        Keterlibatan ekuitas jangka panjang pada aset yang telah beroperasi ini berperan penting dalam mendukung keberlanjutan pengelolaan aset sekaligus memberikan ruang bagi pengelolaan keuangan bagi pemegang saham awal, misalnya Hutama Karya pada aset BTB.

        Pada akhirnya, INA berperan sebagai katalis kemitraan investasi jangka panjang yang mempertemukan kebutuhan pembangunan nasional dengan partisipasi investor institusional global.

        "Kehadiran INA membantu membangun kepercayaan investor internasional untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur Indonesia, sekaligus menghadirkan transfer teknologi, pengetahuan, dan akses pasar yang memperkuat daya saing Indonesia," pungkas Fetriza Rinaldy.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ferry Hidayat
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: